MALANG, Tugumalang.id – Tim PKM Eco-Guardians Universitas Brawijaya (UB) Malang melakukan aksi transformasi pendidikan karakter holistik melalui metode mission-based learning.
Dalam menjalankann program ini, Tim Eco-Guardians bermitra dengan Komunitas Laskar Belajar yang merupakan sebuah komunitas belajar di daerah Kedungkandang, Kota Malang.
Program Eco-Guardians diusung oleh tim yang diketuai oleh Dede Ramadhan dari Program Studi Agroekoteknologi, bersama dengan Tiara Wahyuni Rahmawati Hipi, Mohamad Lutfi Irfansyah, Zhelyta Aulia Andriani Putri, Wanda Rahmastya Putri serta dibimbing oleh Dr. Lilik Wahyuni, S.Pd., M.Pd.
Baca Juga: Bantu Mahasiswa, Universitas Brawijaya Berikan Bantuan Dana Melalui Program Kredensial Mikro
Berangkat dari sebuah kesadaran pentingnya pendidikan karakter bagi anak anak marginal untuk membantu mereka mengatasi permasalahan hidup dan dinamika lingkungan dengan mencari solusi yang praktis di masa dewasa .
Oleh karena itu, program penguatan karakter Holistik berbasis Eco-Guardians melalui metode mission-based learning dihadirkan sebagai solusi komprehensif dan berkelanjutan.
Program ini tidak hanya fokus pada pengembangan karakter, tetapi juga memperhatikan kepedulian terhadap lingkungan dan aspek ekonomi anak anak marginal.

Melalui metode mission-based learning, anak anak marginal akan terlibat dalam proyek-proyek yang mengintegrasikan pengembangan karakter holistik, pengetahuan lingkungan, dan keterampilan pengelolaan sampah.
Baca Juga: Daftar UKT Baru Universitas Brawijaya Malang 2024
“Metode Mission-Based Learning yang kami terapkan memungkinkan anak-anak marginal untuk belajar sambil bertindak, merasakan dampak positif langsung dari tindakan mereka, dan mengembangkan sikap peduli terhadap diri sendiri, lingkungan, serta masyarakat,” ujar Dede, Ketua Tim PKM-PM Eco Guardians.
Program Eco-Guardians terdiri dari lima misi utama dengan tujuan khusus untuk membangun karakter dan kesadaran lingkungan. Misi 1 (The Integrity Challenge) mengajarkan integritas dan eksplorasi diri melalui games ular tangga yang menyenangkan.
Misi 2 (Do It Yourself) mengembangkan kreativitas dan semangat meraih cita-cita dengan membuat totebag profesi.
Selanjutnya misi 3 (Eco Art Workshop) yang menggabungkan seni dengan sikap kepedulian terhadap lingkungan melalui proyek pembuatan pupuk kompos dari sampah organik serta pot dari galon dan botol plastik.
Misi 4 (Green Guardian Guest) melakukan penanaman tanaman toga sebagai upaya pengurangan polusi udara serta memupuk tanaman di area sekitar rumah belajar menggunakan pupuk kompos organik yang telah dibuat pada misi sebelumnya.
Misi terakhir yakni Eco-Guardians Days, yang merupakan misi puncak sekaligus pelaksanaan evaluasi dari misi-misi yang telah dilakukan sebelumnya melalui kuis cerdas cermat serta pada akhir kegiatan terdapat pambagian reward.
Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, program ini dapat menciptakan perubahan positif dan memperkuat karakter holistik anak-anak marginal Kedungkandang.
“Dari hasil pelaksanaan setiap misi, terlihat banyak perubahan sikap pada anak-anak. Mereka yang sebelumnya sulit diatur kini lebih menerima arahan dan semakin bersemangat dalam proses belajar,” kata Aida, Ketua Laskar Belajar.
Dayat, salah satu pengajar di Komunitas Laskar Belajar juga mengaku sangat senang dengan adanya program ini.
“Kegiatan yang diberikan oleh Tim Eco-Guardians sangat menarik dan mudah untuk dipahami anak-anak, sehingga dapat menjadi contoh bagi kami dalam melakukan pengajaran lebih lanjut” ujarnya.
Melalui semangat dan inovasi dari mahasiswa Universitas Brawijaya, masa depan anak anak marginal di Kedungkandang tampak lebih cerah, penuh harapan, dan berkarakter kuat.
Harapannya, program inspiratif ini dapat menjadi contoh bagi banyak komunitas lain selain Laskar Belajar yang ingin menciptakan perubahan yang positif dalam mewujudkan karakter holistik anak yang kuat.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A