TuguMalang.id – Sebagai kampus multikultural, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) terus berupaya menanamkan budaya toleransi. Salah satunya, melalui Tadarus Lintas Agama yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat di Gedung Sarwakirti, Jum’at (22/4/2022).
Kegiatan yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PPKn Fakultas Ilmu Pendidikan ini mengusung tema ‘Yesus dalam Al-Qur’an’ dan melibatkan dua narasumber. Yakni Dosen Pendidikan Agama Islam Unikama Imam Ghozali SAg MPdI dengan materi ‘Yesus dalam Perspektif Islam’ dan Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Malang Engelbertus Kukuh W SH MPd dengan tema ‘Yesus dalam Perspektif Katolik’.
Ketua Pelaksana sekaligus Ketua HMPS PPKn, Godensia Geo mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan harmonisasi sekaligus kolaborasi masyarakat di tengah maraknya isu intoleran dan derasnya arus digitalisasi.
“Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak yang sering memperdebatkan perbedaan setiap agama. Maka kami mengangkat satu tema ini dari sebuah buku yang unik sebagai bahan untuk dialog lintas agama, ” ujarnya.
Ditegaskan Godensia, bahwa kegiatan ini bukan memperdebatkan, namun sekadar untuk saling berbagi pengetahuan. Terlebih, Unikama memiliki mahasiswa dari beragam budaya, agama, suku, maupun ras. “Apalagi kampus ini (Unikama) adalah kampus multikultural. Tentu ada banyak agama, suku dan budaya,” sambungnya.
Sementara itu, Kaprodi PPKn Unikama Romadhon MPd menambahkan bahwa Tadarus Lintas Agama digelar untuk memperingati Kenaikan Isa Al Masih yang sekaligus bertepatan dengan bulan Ramadhan.
“Kegiatan ini sudah kami programkan sebagai diskusi pancasila. Forum ini melibatkan bagaimana Yesus dari perspektif Islam dan Katolik. Kita sedang tidak memperdebatkan, namun bagaimana mempertemukan nilai-nilai persamaan sesuai dengan sila pertama pancasila,” tegasnya.
Sebab itu, ia berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat dan nilai positif khususnya pada mahasiswa yang notabene adalah generasi milenial. “Memang sekilas topik ini terlihat sensitif bagi mereka yang melihat dalam perspektif berbeda. Tapi kami melihatnya secara inklusif. Banyak persamaan yang bisa diambil, sehingga kita bisa tetap hidup rukun dengan saling menghormati dan menghargai,” tukasnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor:jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id