The Lancet, peneliti dari Yale dan Oxford menemukan bahwa berolahraga lebih penting bagi kesehatan mental daripada status ekonomi. Di Kota Malang, banyaknya taman kota bisa meningkatkan kebahagiaan warga-nya. Berikut reportase-nya.
Tugumalang.id – Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa orang yang gemar olahraga cenderung memiliki hari buruk yang lebih sedikit selama setahun. Orang yang gemar olahraga, memiliki 30 hari buruk selama setahun atau 365 hari. Sedangkan warga yang tidak aktif olahraga, memiliki hari buruk sebanyak 53 hari dalam setahun.
Di Kota Malang, taman kota yang jumlahnya kini sudah mencapai 98 taman taman kota, menjadi salah satu tempat asyik untuk olahraga. Sakinatun Najwa, salah seorang warga Sanan, Purwantoro, sangat aktif berolahraga bersama suaminya.
Baca Juga: Serahkan Penghargaan Top 10 KIPP Pemkot Malang, Sutiaji: Teruslah Berinovasi

Dalam satu pekan, dia berolahraga kurang lebih lima hari setiap pagi. Yang dia pilih kadang Alun-Alun Tugu, Taman Merbabu, hingga Lapangan Rampal. ”Saya jalan kaki antara 40-50 menit, kalau bosan di taman, ya melintasi jalan-jalan seperti di sekitar RS Syaiful Anwar, Kayutangan, hingga Alun-Alun Merdeka, lalu ke Alun-Alun Tugu karena mobil di parkir di situ,” kata Najwa, yang menjadikan olahraga sebagai pendukung program dietnya.
Ramli Adinata, saat ditemui Rabu (5/8/2023) di Alun-Alun Merdeka, Kota Malang mengatakan, taman kota harus terus mendapatkan perhatian oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang karena ini adalah fasilitas kota gratis dan sangat bermanfaat bagi masyarakat.
“Selain sejuk, taman kota di Malang ini juga banyak yang menyediakan tempat bermain anak atau play ground. Jadi kalau saya pusing mau cari tempat sama anak, ya ke taman kota,” kata dia.
“Anak-anak bisa main sepuasnya, saya sambil jaga anak juga bisa nyejuk. Jadi menurut saya fasilitas bermain anak cukup baik di taman-taman kota di Malang,” imbuhnya.
Baca Juaga: Pemkot Malang Anggarkan Rp 1,5 Milyar untuk Revitalisasi Pasar Buku Wilis
Di sejumlah fasilitas bermain anak di taman Alun Alun Merdeka, tampak puluhan anak riang gembira. Mereka berlarian ke sana kemari dan bergantian menikmati permainan perosotan, ayunan dan masih banyak lagi.
Orang tua anak-anak tersebut juga tampak sumringah melihat anaknya yang bermain dengan leluasa. Taman yang ditumbuhi pohon-pohon rindang itu kian membuat mereka betah berlama-lama.

“Saya dari Indramayu, kebetulan studi di Malang. Saya baru pertama ke taman ini, tempatnya bagus, rindang dan ramah anak karena banyak sarana bermain anak-anak,” kata Kardi Nurhadi, pengunjung Alun Alun Merdeka yang menemani anaknya bermain.
Dia juga mengapresiasi Pemerintah Kota Malang yang telah menghadirkan tempat bermain di taman kota itu. “Saya kira ini sangat positif untuk masyarakat, pengunjungnya juga ramai,” ujarnya.
Sementara itu, di Taman Merbabu, taman kota yang terletak di Jalan Merbabu, Kota Malang juga terdapat sejumlah fasilitas ramah anak. Salah satunya yakni lapangan sepakbola mini.
Di tempat itu, anak-anak tampak asyik bermain sepakbola di tengah kerindangan taman kota. Tawa lepas mereka membuat orang tua mereka tersenyum.
Di tempat lain, di Taman Trunojoyo yang berada di depan Stasiun Kota Malang juga tampak dipadati pengunjung. Taman kota ini juga terlihat rindang dan terdapat fasilitas bermain untuk anak.
Kemudian juga ada taman kota baru yang dihadirkan Pemkot Malang seperti di Taman Merjosari hingga Taman Kedungkandang yang terletak di bawah Jembatan Kedungkandang. Kedua taman ini juga terpantau selalu dipadati pengunjung.
Mendukung Malang Sebagai Green City
Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menambah ruang terbuka hijau di Kota Malang. Baik taman kota maupun area ramah lingkungan lainnya.

“Tentu kami berharap ruang terbuka hijau di Kota Malang terus bertambah tiap tahunnya. Ini sesuai dengan upaya kami dalam mewujudkan Malang Green City,” ucapnya.
Berdasarkan penelitian Fajar Dian Utomo, Wulan Dwi Purnamasari, I Nyoman Suluh Wijaya dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada 2022 yang berjudul Prioritas Pengembangan Green City di Kota Malang menyimpulkan bahwa Kota Malang mempunyai embrio menjadi Green City.
Keberadaan taman kota dan ruang terbuka hijau menjadi salah satu penguat keberdaan Green City. Selain ada 12 indikator yang lain seperti substansi RTRW, substansi RTBL, konsumsi energi listrik perkapita, kesediaan TPS dan TPA, ketersediaan bank sampah, panjang transportasi publik, persebaran komunitas hijau, keterlibatan komunitas dalam program Green City, serta kerja sama komunitas dengan pemerintah, swasta dan CSR.
Kendati demikian, diketahui, luas wilayah Kota Malang mencapai sekitar 145 kilometer persegi. Artinya, lahan di Kota Malang yang memiliki kemampuan resapan air yang masih optimal hanya sekitar 26 kilometer persegi atau setara sekitar 2.600 hektar.

Adapun aturan dalam Undang Undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang menyebut bahwa setiap kota harus memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 20 persen dari luas wilayah. Saat ini, RTH (Luas Terbuka Hijau) di Kota Malang hanya 18 persen dari total luas wilayah. Artinya, masih kurang dua persen luas RTH di Kota Malang.
“RTH kita berada di angka sekitar 18 persen luas wilayah Kota Malang. Ini sudah ada peningkatan dari tahun sebelumnya, tentu pemerintah terus berupaya meningkatkan luas RTH, bahkan kalau bisa nanti bisa mencapai 30 persen,” kata Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Wijaya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A