Tugumalang.id – Menghadapi fenomena iklim El Nino, Wali Kota Malang Sutiaji memastikan stok pangan masih terbilang aman. Puncak perubahan iklim drastis ini diprediksi terjadi pada Agustus – September 2023 mendatang.
Meski begitu, Sutiaji mengajak warganya agar juga mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk dari fenomena El Nino. Karena rata-rata masyarakat menengah ke bawah baru saja keluar biaya banyak untuk anaknya sekolah.
“Tapi kalau untuk stok pangannya masih aman saya kira. Nggak perlu ada khawatir,” kata Sutiaji, Jumat (4/8/2023).
Baca Juga: Butuh Rp 200 Milyar, Pemkot Malang Ajukan Stadion Gajayana Direnovasi Standar Internasional
Situasi tersebut ternyata berpengaruh terhadap daya beli masyarakat saat fenomena El Nino terjadi. Dampak cuaca akibat perubahan iklim ini mulai krisis pangan hingga krisis air bersih karena kekeringan. Sebab itu, pihaknya akan fokus menyiapkan langkah untuk menjaga daya beli masyarakat.
Dengan cara menggelar Pasar Murah di beberapa wilayah kecamatan dan kelurahan, misalnya. Kata Sutijai, hal ini untuk mengantisipasi melambungnya harga pangan.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pengecekan harga pangan di pasar-pasar rakyat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang. Lalu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Bulog terkait pemantauan ketersediaan beras.
Baca Juga: Inovasi WTP Pemkot Malang, Permasalahan Air Siap Tuntas di Ujung Pemerintahan Sutiaji
Pria nomor satu di Kota Malang itu mendorong warga menanam kebutuhan pangan di sekitar lingkungan rumah. Tidak perlu harus memiliki lahan luas. Masyarakat bisa bercocok tanam melalui metode hidroponik, vertikultur, tabulampot, aeroponik dan lainnya.
Meski belum berdampak signifikan, tetapi upaya yang ada diyakini menjadi solusi ke depan saat terjadi krisis pangan. “Seperti dengan penanaman lahan yang ada di sekitar kita,” katanya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A