Malang, Tugumalang.id – SMKN 2 Malang menggelar Expo Teaching Factory di Aula Pertamina Student Center pada Rabu (4/12/2024). Kegiatan ini diwarnai dengan pameran produk inovasi karya siswa SMKN 2 Malang beserta sekolah sekolah jejaring.
Terpantau, Expo Teaching Factory ini menarik perhatian dan mendapat animo besar dari pengunjung. Tenant tenant yang menghadirkan berbagai produk kuliner, kesehatan, perhotelan hingga fashion dipadati pengunjung.
![Expo Teaching Factory](https://tugumalang.id/wp-content/uploads/2024/12/WhatsApp-Image-2024-12-04-at-15.36.28-1.jpeg)
Diketahui, SMKN 2 Malang merupakan salah satu sekolah yang menerapkan program Teaching Factory Pengimbasan 2024. SMKN 2 Malang merupakan satu dari empat SMK berpredikat Pusat Keunggulan (PK) di Kota Malang yang telah menerapkan model pembelajaran Teaching Factory.
Baca Juga: Selaraskan Kurikulum, SMKN 2 Malang Gelar Link & Match Bersama Industri
Kepala SMKN 2 Malang, Dr Hari Mulyono menyampaikan bahwa expo ini sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, terutama SMK SMK jejaring. Dimana, saat ini model pembelajaran Teaching Factory yang melibatkan dunia industri dalam mengembangkan kurikulum pembelajaran.
“Tentu ini agar lulusan SMK benar benar menjadi lulusan yang dibutuhkan industri. Maka model pembelajaran ini harus kami gaungkan,” kata Hari.
Menurutnya, model pembelajaran Teaching Factory akan mendorong sekolah sekolah untuk menjunjung karakter berkembang atau update. Model pembelajaran ini juga layaknya miniatur industri yang ada di sekolah.
Dikatakan, karakter generasi muda dalam menghadapi dunia kerja menjadi PR bersama. Untuk itu, pihaknya terus berupaya mengembangkan karakter soft skill siswanya.
Baca Juga: Tefa Skema Pengimbasan SMKN 2 Malang, Mengembangkan Pembelajaran Berbasis Industri
“Kami juga kerjasama dengan TNI dan berbagai pihak untuk pendidikan karakter siswa. Tapi kalau ini tidak didukung oleh keluarga dan lingkungan anak maka itu akan menjadi pincang,” tuturnya.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMKN 2 Malang, Eviatun Khaeriah menambahkan bahwa Expo Teaching Factory ini juga sebagai program pengimbasan kepada 5 SMK jejaring. Yakni SMK Cor Jesu, SMK Tumapel, SMKN 12 Malang, SMKN 13 Malang dan SMK Amanah Husada Batu.
Dalam program pengimbasan itu, SMKN 2 Malang sebelumya telah melakukan sosialisasi model pembelajaran Teaching Factory, koordinasi, pembuatan modul ajar hingga pembuatan media. Lalu puncaknya digelar Expo Teaching Factory.
Selain bersama SMK jejaring, expo ini juga menghadirkan sejumlah industri pendamping sekolah seperti UB Coffe, Vernon hingga Ubud Cotage Malang.
“Alhamdulillah antusias pengunjungnya cukup banyak,” ucapnya.
Di sisi lain, model pembelajaran Teaching Factory secara tidak langsung juga menyiapkan generasi muda untuk siap menjadi wirausaha selain siap bekerja di industri.
Ketua Panitia Expo Teaching Factory SMKN 2 Malang, Nina Friditari menyampaikan bahwa expo ini memamerkan berbagai produk inovasi SMKN 2 Malang dan SMK jejaring. Setidaknya, ada 13 tenant dalam expo ini.
“Mulai dari kuliner, layanan kesehatan fashion dan lainnya. Ini semua produk karya dari para siswa sendiri,” tuturnya.
“Alhamdulillah animonya cukup besar, termasuk pengunjung dari luar sekolah,” imbuhnya.
Sementara itu, General Manager UB Coffe Malang, Ali Ahsan sebagai mitra industri menyampaikan bahwa expo ini cukup menarik. Pihak pihak industri bisa memperluas jejaring di acara ini.
“SMK dan industri itu satu kesatuan dalam simbiosis mutualisme. Memang idealnya, tiap tahun perlu ada simposium untuk penyelarasan, kebutuhan industri dan pendidikan itu apa,” ucapnya.
Baca Juga: Membanggakan! Siswa SMKN 2 Malang Raih Banyak Prestasi di Momen HUT RI ke-79
Dia memandang bahwa dunia pendidikan saat ini memang punya tantangan besar dalam mencetak generasi yang tangguh. Sebab menurutnya, generasi Z memiliki mentalitas yang berbeda.
“Jadi perlu juga ada penguatan pendidikan karakter untuk generasi muda. Sehingga tidak lemah saat kerja,” ucapnya.
Dia memahami bahwa generasi Z punya kreativitas yang tinggi. Hanya saja, generasi ini lemah dalam performa kerja. Bahkan menurutnya banyak yang tak bisa membedakan antara dimarahi dan ketegasan.
“Kalau soal profesionalisme kan harus tau mana posisi di luar dan di dalam area kerja. Itu memang perlu jam terbang dan penempaan,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Redaktur: jatmiko