Abah Guru Sekumpul. Nama lengkap beliau KH Zaini bin Abdul Ghani. Beliau adalah kiai yang haulnya baru-baru ini dihadiri 4,1 juta orang. Ini dari data Polres Banjar Baru, Kalimantan Selatan melalui jaringan seluler. Belum termasuk jama’ah yang HP-nya mati, atau anak2 dan lansia yang gak memakai HP. Dengan demikian, diperkirakan yang hadir melebihi 4,1 juta orang.
Salah satu yang menarik dari pesan beliau adalah: jadilah pemurah, jangan mudah marah.
Soal pemurah, beliau meneladaninya langsung ketika masih hidup, dan dilanjutkan oleh keluarga beliau hingga saat ini.
Saya sempat geleng-geleng ketika disebutkan jumlah sedekah beliau, oleh salah satu murid beliau. Intinya banyak sekali. Sebagai gambaran, keluarga beliau menggaji imam di mushola ar raudhah saat ini antara 10 sampai 15 juta rupiah. Dan ada tiga imam di mushola tersebut.
Di mushola yang bisa menampung sekitar 5 ribu orang ini, tidak ada kotak amal. Semua dibiayai keluarga Abah Guru Sekumpul.
Belum lagi sedekah kepada ustadz, janda, anak yatim, dan pembaca syair shalawat, serta lain-lain.
Baca Juga: Upaya Penuh Cinta Kasih
Mungkin karena beliau seorang pemurah inilah, ketika beliau wafat, haul beliau tidak hanya dihadiri jutaan orang, tapi warga Banjar juga menjadi pemurah dengan berlomba-lomba mensedekahkan harta dan tenaga mereka.
Sudah ada banyak cerita soal ratusan sapi yang disembelih, ton-ton ikan yang disedekahkan, SPBU yang di gratiskan, hingga makanan gratis untuk jutaan jama’ah itu. Semua pemurah, baik keluarga beliau saat momen haul, dan juga warga banjar, khususnya warga Mertapura.
Mereka seolah mengamalkan ajaran beliau untuk menjadi pemurah. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.
Untuk urusan bersedekah, salah satu penopang keluarga beliau dari sisi ekonomi adalah bisnis yang dibangun Abah Guru Sekumpul dan keluarga. Yang saya ketahui dan saya sempat mengkonsimsi adalah AZ (Azzahra Express Food) dan Al Zahra toko pakaian dan perlengkapan muslim dan muslimah.
AZ Express Food sangatlah ramai dan ayamnya benar-benar enak. Tapi, poin saya bukan di situ, tapi bisnis kebermanfaatan yang dibangun beliau.
Beliau dan keluarga membangun bisnis untuk menopang dakwah, dan agar bisa berbagi kepada sesama. Ini bisa menjadi contoh lembaga-lembaga atau tokoh Agama, agar juga membangun bisnis untuk menopang dakwah.
Baca Juga: Menjadi Orang yang Paling Bahagia
Meskipun, sebagaimana kata beliau, usaha adalah alat atau sarana dalam meraih rezeki, sedangkan yang mengatur rezeki adalah Allah SWT. Kata beliau, kita dapat rezeki karena Allah SWT yang maha pemurah, bukan karena usaha kita. Usaha adalah jalan ikhtiar saja.
Dengan pasrah tingkat tinggi, serta ikhtiar yang dilakukan, umat Islam sudah sepatutnya bersikap sebagaimana yang diajarkan beliau: tenang-tenang sajalah.
Para kakasih Allah SWT akan bersikap tenang-tenang saja. Karena, di antara ciri wali Allah SWT adalah pemurah dan tidak mudah marah. Dengan pemurah, kita akan menjadi tenang, karena menyadari bahwa harta adalah titipan yang sudah selayaknya kita membagikannya dengan rasa senang.
Penulis: Irham Thoriq
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
redaktur: djatmiko