MALANG – Warga Dusun Krajan, Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, yang rumahnya harus dirobohkan karena rusak cukup parah akibat gempa magnitude 6,1 kini semakin penuh dilema.
Pasalnya, meskipun tersiar kabar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mau membantu membangun kembali rumah mereka kembali, tapi belum tahu kapan akan terealisasi.
“Kalau Pemkab Malang mau membangun ya Alhamdulillah kita tunggu secepatnya, karena tidak mungkin kota terus tinggal di tenda,” terang salah satu warga yang rumahnya rusak cukup parah, Yonathan Priagung saat dikonfirmasi pada Rabu (14/04/2021).
Yohanes sendiri mengaku bingung apakah rumahnya harus dirobohkan atau tidak. Namun, ia berkeyakinan jika rumahnya masih bisa diperbaiki.
“Kalau dirobohkan kita juga gak tahu kapan dibangun, nanti malah sudah dirobohkan gak ada bantuan dan kita kita harus bangun sendiri,” ucapnya.
“Ini rencananya dari 4 rumah (yang harus dirobohkan) mau saya benahi punya saya sendiri biar beberapa keluarga bisa tidur di dalam rumah,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan tidak ingin direlokasi, pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini lebih memilih tinggal di tenda darurat di depan teras rumahnya.
“Kalau dipindahkan jangan dulu, karena warga sini sudah masuk ke tenda-tenda depan rumah masing-masing. Kalau warga lebih memilih tinggal di tenda daripada relokasi di tempat lain,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menceritakan bahwa bantuan yang disalurkan kepada korban juga tidak dibagikan secara merata kepada setiap warga terdampak gempa Malang.
“Kayaknya semua (korban) sudah didata, tapi kalau untuk bantuan kayaknya belum semua merata karena banyak yang belum dapat di sini,” tuturnya.
“Kalau bantuan ada, tapi sebagian ya gak dapat. Bantuan masih berupa sembako, tapi kita gak tau dari mana itu, tapi juga gak semua dapat, saya saja belum pernah dapat satu kalipun,” tukasnya.
Sebelumnya, Bupati Malang, Muhammad Sanusi mengatakan pihaknya berencana membangun rumah sementara untuk korban gempa Malang.
“Pak Sekda sudah berencana membangun rumah sementara layak huni. Tapi bukan rumah gedong, tapi klenengan,” ujarnya.
Rumah tersebut rencananya akan memiliki luas 6×8 meter yang dilengkapi fasilitas kamar mandi dan dapur.
“Rumah tersebut sudah dikerjakan mulai hari ini dan Insyaallah akan selesai dalam 10 hari,” ucapnya.
Selain itu Sanusi juga mengatakan akan mengalokasikan Rp 50 juta untuk rumah sementara untuk warga yang rumahnya rusak berat.
“Dananya ini diambil dari BTT (Belanja Tidak Terduga), jadi warga akan dibantu Rp 50 juta, jika dihitung itu cukup untuk membangun rumah sementara,” pungkasnya. (Rizal/noe)