MALANG – Birokrasi pelayanan data kependudukan dan administrasi di tingkat kelurahan biasanya dikenal ruwet. Rata-rata karena sistem pengarsipan masih manual. Namun, hal itu mulai teratasi karena seorang warga Malang, Agustinus Tedja Bawana, membuat sebuah aplikasi kependudukan.
Uniknya, aplikasi ini dibuat oleh anak jalanan yang tergabung di Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT). Namanya Iwan Dermawan yang SD saja tidak lulus.
Untuk saat ini, aplikasi masih terbatas dilakukan di RW 04 Kelurahan Sumbersari Kota Malang saja. Menurut Tedja, aplikasi ini adalah cara RW 4 untuk memutakhirkan sistem kependudukan hingga sistem pelaporan RT/RW disana. Yang dilihatnya selama ini masih menggunakan sistem manual yang lama dan amburadul.
”Amburadulnya sistem itu kelihatan pas awal-awal pandemi dulu, pemetaan penduduk itu sulit dilakukan karena kan banyak ya. Akhirnya dana BLT kemarin sempat tidak bisa teridentifikasi dengan tepat,” katanya, pada Jumat (26/2/2021).
Dengan adanya aplikasi ini, kata pria yang juga Ketua Umum JKJT ini, nantinya bisa memetakan mana keluarga tidak mampu mana tidak. Begitu juga pelayanan lainnya. Mulai data kependudukan balita hingga lansia, data penghasilan, sistem pelaporan, urusan parkir, data keuangan, hingga sistem keamanan.
Bahkan, lanjut dia, nanti perangkat lurah sudah tak perlu lagi ribet bawa buku atau dokumen. ”Warga juga bisa mengurus atau mengecek dokumen dimana saja, 24 jam karena sudah pakai ponsel. Gak lagi harus ke kantor di jam-jam kerja,” jelasnya.
Sebagai sosok yang bergerak di ranah kemanusiaan sejak lama, dia mengatakan bahwa aplikasi ini sangat penting karena juga urusan sosial. Jika dapat diimplementasikan dengan baik, maka sistem kontrol masyarakat juga terbentuk.
”Semua bentuk sistem pelaporan di tingkat RW bisa transparan. Jika ada bansos atau grojokan dana apa itu bisa tepat sasaran karena data aplikasi sudah valid dan transparan,” tambahnya.
Dia berharap, aplikasi ini juga bisa mewabah ke RT/RW di kelurahan lain di Kota Malang, juga lebih baik lagi jika bisa ditularkan dan diteruskan di tataran nasional. ”Di RW 04 ini bisa jadi pilot projcet nanti. Semakin bagus kontrol masyarakat, semakin minim pula unsur penyalahgunaan kebijakannya,” tegasnya.
Terpisah, Lurah Sumbersari, Imam Subagyo, mengaku merasa terbantu dengan adanya sistem aplikasi ini. Selama ini, pihaknya juga kesulitan dalam pendataan karena bersifat manual. ”Butuh waktu lama. Dengan ini kalau mau cari data keluarga miskin sudah langsung terdeteksi,” katanya.
”Apalagi, juga sudah nge-link (terhubung) dengan banyak pihak mulai dari kelurahan, Babinsa, hingga Babinkamtibmas. Kalau ada apa kita bisa cepat cari datanya,” tambahnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti