Tugumalang.id – DPRD Kota Malang menggelar rapat paripurna terkait agenda Peringatan HUT ke-108 Kota Malang, pada Kamis (31/3/2022). Nampak seluruh jajaran eksekutif maupun legislatif mengenakan pakaian adat malangan. Kegatan ini juga turut dibuka dengan beberapa penampilan, salah satunya tarian tradisional dari siswi SMPN 4 Kota Malang.
Disusul, paduan suara SMPN 3 Kota Malang, serta pembacaan sejarah berdirinya Kota Malang. Hal ini seolah menambah kemeriahan perayaan yang pada tahun-tahun sebelumnya masih terkendala tingginya kasus pandemi COVID-19.
Hadir dalam kegiatan ini Wali Kota Malang Drs H Sutiaji; Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko; Ketua DRPD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika; Wakil Ketua I DPRD Kota Malang Abdurrochman; Wakil Ketua II DPRD Kota Malang Asmualik; Wakil Ketua III DPRD Kota Malang Rimzah; serta para anggota DPRD Kota Malang; jajaran Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Malang; dan seluruh Muspika dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Made menyampaikan rasa syukur karena di momentum HUT ke-108 Kota Malang kondisi pandemi COVID-19 terus melandai, pertumbuhan perekonomian masyarakat mulai memberikan sinyal positif. Bahkan vaksinasi yang terus digencarkan hingga kini dosis pertama dan kedua sudah lebih 100 persen. Dengan demikian, artinya secara medis, masyarakat Kota Malang sudah mulai membentuk kekebalan komunal (herd immunity) guna mengatasi COVID-19.
“HUT kali ini kita bersyukur, karena bisa melibatkan semua orang. Saat ini, kita sudah berada di level 1 (PPKM). Sehingga ini patut kita syukuri, kita apresiasi Pemerintah Kota Malang melalui Satgas Covid berhasil menekan COVID-19 di Kota Malang,” kata Made.
Tak hanya itu, menurut Made, tema yang diangkat HUT ke 108 ini, sangat luar biasa. Pasalnya dengan kolaborasi, akselerasi dan bangkit bersama ini, bisa membangun Kota Malang yang lebih baik lagi.
“Dengan adanya momen hari jadi Kota Malang, dapat mewujudkan keselarasan dari perbedaan suku, adat, tradisi, dan agama serta mampu menjadi salah satu elemen penguat nilai-nilai kebangsaan dan NKRI untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan kita,” ujar Ketua DPRD Kota Malang itu.
HUT Kota Malang ke-108, lanjutnya,menjadi momentum sekaligus pijakan bagaimana seharusnya pembangunan Kota Malang yang harus mulai di tata. Salah satunya, karena bertepatan dengan pengajuan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
“Peringatan (HUT) ini kebetulan ada pengajuan Ranperda RT/RW, perubahan tata ruang wilayah di Kota Malang. Sehingga, itu akan kita jadikan pijakan, Kota Malang mau di bawah kemana,” jelasnya.
Pihaknya berharap, Kota Malang dapat segera menjadi kota metropolitan yang berbasis budaya. Artinya, Tri Bina Cita yang selama ini sebagai Kota Wisata, Kota Pendidikan dan Kota Kebudayaan harus tetap dijaga. Terlebih, Kota Malang tak memiliki lokasi wisata alam. Sehingga, harus bisa membangkitkan budaya, sejarah dan pendidikan dalam lingkup Kota Metropolitan.
“Ini bukan suatu yang mustahil untuk kita capai. Kita siap menjadi penyangga Jawa Timur lewat Kota Malang sebagai kota kedua metropolitan setelah Surabaya,” urai dia.
Lebih jauh, tambah politisi PDI Perjuangan ini mengatakan bahwa aspirasi dari masyarakat Kota Malang saat ini menginginkan perbaikan infrastuktur yang ada di Kota Malang. Seperti jalan berlubang dan banjir. Hal ini selaras dengan akan dimulainya fase pembahasan pelemparan Kebijakan Umum APBD (KUA) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) tahun 2022 dan PAPBD 2023 dengan harapkan anggaran dalam perubahan infrastruktur dapat diprioritaskan.
“Semua itu menjadi masukan kita dan sebentar lagi ada pelemparan UAPPS APBD 2023, setelah itu ada APBD, perubahan APBD 2023. Di sinilah kesempatan kita untuk menganggarkan perbaikan infrastruktur yang diperlukan,” terangnya.
Sehingga, Made menegaskan agar skala prioritas pembangunan guna memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat menjadi pilihan utama sebagai kota menuju Metropolitan. “Sudah jelas, masalah mendasar banjir harus segera kita atasi. Kita menginginkan APBD 2023 sifatnya prioritas jangan di ecer-ecer tapi fokus pada yang harus diselesaikan sampai tuntas,” ujarnya.
Sementara itu, Sutiaji menambahkan bahwa HUT kali ini merupakan sebuah keistimewaan setelah dua tahun belakangan terjebak di tengah pandemi COVID-19. “Alhamdulillah, saat ini pandemi sudah mulai terkendali. Ini buah dari kolaborasi kita semua. Peringatan HUT tahun ini, kami teguhkan lagi kolaborasi dan akselerasi. Sehingga kami berkeyakinan mampu mewujudkan Kota Malang bermartabat,” ujarnya.
Pria berkcamata itu mengatakan, dalam 108 tahun Kota Malang, banyak capaian kemajuan pembangunan yg telah dilaksanakan meski masih berada di masa pandemi. Dengan demikian, Pemkot Malang yakin dan selalu optimis mampu mewujudkan Kota Malang yang bermartabat, melalui peningkatan kemajuan pembangunan di Kota Malang, baik dari segi perekonomian yang mendukung para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), kesehatan serta pendidikan.
“Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada dan guna meningkatkan kemajuan pemabangunan, kami senantiasa meningkatkan perekonomian di kota Malang. Pemerintah berkomitmen meningkatkan UMKM di mana saat ini Pemkot Malang sedang membangun MCC (Malang Creative Center). MCC ini untuk memasarkan produk yang dihasilkan (UMKM) sekaligus sebagai pusat aktivitas para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk saling bekerja sama saling bergandengan tangan dan akan menjadi pusat inkubasi ekraf yang ada di kota Malang,” bebernya.
Belum lagi, peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan dan layanan dasar lainnya menjaga stabilitas daya beli dan perlindungan sosial pemulihan ekonomi pasca panen demi serta pemanfaatan industri kreatif masyarakat dan kemandirian ekonomi akan menjadi arah kebijakan pembangunan di tahun mendatang.
Sebab itu, Sutiaji menegaskan, stidaknya ada lima strategi yang harus dilakukan dengan kolaborasi dan akselerasi. Hal itu diwujudkan melalui lima prioritas pembangunan di Kota Malang tahun 2023 yakni pemenuhan target kinerja penyelenggaraan daerah; penguatan branding Kota Malang; penuntasan masalah utama (banjir, kemacetan, dan pengangguran); penguatan ketahanan sistem kesehatan masyarakat pasca pandemi; dan aktivasi perluasan ekosistem ekonomi kreatif dan smart city.
Apalagi, tegas Sutiaji, Kota Malang adalah miniatur Indonesia. Malang adalah bagian dari Jawa Timur dan Jawa Timur adalah bagian dari Indonesia. Sehingga perlu komitmen untuk mendorong perkembangan bangsa dan terus menerus menjaga berkibarnya bendera merah putih di bum pertiwi.
“Tentu, semua akan dapat terwujud dengan komitmen. Bukan hanya ucapan yang kita butuhkan tapi dalam sebuah tindakan. Kolaborasi menjadi sebuah keharusan untuk ditindaklanjuti kedalam sebuah akselerasi. Saling mengukir dan mengaitkan bahwa kita hidup dan diberikan kehidupan karena adanya saudara kita semua,” tambah orang nomor satu di Kota Malang itu.
Hal ini, tambah Sutiaji, semakin diteguhkan melalui tema HUT yakni kolaborasi, akselerasi, dan bangkit bersama. “Semua akan terwujud dengan komitmen, bukan hanya ucapan tapi tindakan. Kolaborasi dan akselerasi menjadi kunci. Tentu DPRD punya tiga fungsi legislasi, pengawasan, dan budgeting terus memberikan kontribusi,” tukasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id