Tugumalang.id – Secara umum, produsen kopi terbesar di dunia adalah Brazil. Namun, khusus untuk kopi robusta, Vietnam telah dinobatkan sebagai produsen terbesar di dunia. Dilansir dari The Saigon Times, pada tahun 2020-2021, Vietnam memproduksi 1,68 juta ton kopi robusta dari lahan seluas 630 hektare.
Pencapaian ini diraih dengan kerja keras para petani serta strategi unik dari pemerintah. Beberapa dekade lalu, Vietnam hanya negara kecil yang banyak belajar tentang kopi robusta kepada Indonesia. Tapi kini, produksi kopi mereka telah melampaui Indonesia.
Pakar kopi dunia, Manuel Diaz mengungkapkan rahasia Vietnam sehingga bisa meraih predikat produsen kopi robusta terbesar dunia dalam waktu satu dekade saja. Vietnam mengerahkan kekuatan negara yakni militer untuk menggerakkan industri kopi. “Mereka menggunakan kekuatan tentara dan mereka sangat disiplin,” ujar Manuel.
Sebanyak 500 orang tentara yang ikut berperang kemudian dibubarkan oleh pemerintah untuk mengajar para petani menanam kopi. Kedisiplinan para tentara tersebutpun menular pada para petani. Mereka mengikuti apa yang diperintahkan oleh tentara tersebut.
Untuk membantuk para petani kopi di Vietnam, pemerintah juga mengundang peneliti-peneliti kopi dari negara lain.
Awalnya, mereka tidak tahu banyak tentang kopi robusta. Mereka belajar dari negara tetangga yaitu Indonesia. “Pada saat itu, Indonesia lebih maju karena telah memiliki pusat penelitian kopi sejak awal abad ke-20,” kata Manuel.
Di samping itu, petani di Vietnam juga mendapat kemudahan mengakses pinjaman uang agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas.
Pelaku industri kopi di Vietnam kebanyakan adalah petani-petani kecil dengan luas lahan tak lebih dari satu hektare. “Di lahan tersebut, mereka bisa menghasilkan produksi kopi robusta terbesar di dunia,” kata Manuel.
Di dalam satu hektare lahan, petani Vietnam bisa menghasilkan hingga 2,5 ton biji kopi per tahun. Sebagai perbandingan, produksi kopi robusta di Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, adalah 0,5-1 ton per hektare per tahun. Meski demikian, perlu diketahui bahwa produksi di Desa Amadanom adalah kopi robusta organik.
“Ini dikarenakan mereka belajar dan mengembangkan teknik pemangkasan yang ada di Indonesia,” kata Manuel.
Menurutnya, kunci dari produktivitas yang tinggi adalah memberi perhatian lebih pada sistem akar. Jika sistem akarnya kuat, maka pohonnya akan sehat dan subur. “Ilmu ini ditemukan oleh orang Indonesia, tapi kini sudah dilupakan,” imbuhnya.
Menurut Manuel, industri kopi di Indonesia bisa kembali maju seperti dulu asalkan pemerintah juga turun tangan dalam mengembangkan industri ini. “Indonesia memiliki industri roasting dan kopi instan yang besar. Sayangnya, kopi bukanlah komoditas prioritas di Indonesia,” pungkasnya.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti