Tugumalang.id – Politeknik Negeri Malang (Polinema) mengukuhkan dua guru besar bidang Teknik Mesin dan Teknik Sipil pada Selasa (6/6/2023). Penambahan guru besar ini menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Polinema.
Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, menyampaikan bahwa saat ini Polinema memiliki total 5 guru besar usai pengukuhan tersebut. Dia mengatakan bahwa penambahan guru besar bisa meningkatkan kualitas pendidikan di kampus Polinema.
“Penambahan 2 guru besar ini diharapkan juga bisa menjadi motivasi bagi dosen lain untuk bisa mengikuti jejak para guru besar ini,” ucapnya.
Baca Juga: Demi Kualitas, Polinema Perkuat Sinergitas di Dies Natalies ke-41
Menurutnya, saat ini ada 95 dosen Polinema yang telah menyelesaikan pendidikan S3 dan rata-rata sudah di posisi lektor kepala sebagai jembatan menuju guru besar. Di mana, tujuh dosen di antaranya sudah dalam proses untuk pengajuan menjadi guru besar.
“Mudah-mudahan disetujui semua tahun ini, sehingga ada akselerasi peningkatan jumlah guru besar di Polinema,” tuturnya.
Pihaknya juga terus mendorong dan memberikan dukungan bagi dosen lain untuk bisa melakukan percepatan menjadi guru besar.
Dia tak memungkiri bahwa syarat pengajuan menjadi guru besar memang tidak mudah. Mulai memiliki masa kerja 20 tahun hingga membuat jurnal internasional.
Baca Juga: Libatkan Berbagai Perguruan Tinggi, Direktur Polinema Apresiasi Gelaran Entrepreneurs Festival 2022
Adapun 2 guru besar yang baru saja dikukuhkan itu adalah Prof Dr Ir Bagus Wahyudi MT sebagai Guru Besar Teknik Mesin dan Prof Ratih Indri Hapsari ST PhD sebagai Guru Besar Teknik Sipil.
Dalam kesempatannya, Prof Bagus Wahyudi memaparkan orasi ilmiahnya berjudul Peran Ilmu Konversi Energi dan Pemeliharaan Mesin dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan Era Artificial Intelligence (AI).
Menurutnya, setahun setelah invasi Rusia ke Ukraina, lanskap energi global telah berubah drastis hingga membuat harga bahan bakar meningkat tajam. Dampak peran Rusia-Ukraina menurutnya juga telah merubah pola konsumsi energi fosil global beralih ke energi terbarukan.
Hal itu menjadi ruang bagi ilmuwan untuk mengembangkan ilmu konversi energi. Eksplorasi konversi energi diketahui menghasilkan berbagai inovasi teknologi. Salah satunya yakni moda transportasi listrik.
“Kini, tren kendaraan listrik juga mulai meningkat sebagai implikasi terhadap ketersediaan minyak global yang semakin berkurang,” tuturnya.
Namun menurutnya, keberadaan kendaraan listrik juga memunculkan persoalan persoalan baru mulai baterai meledak hingga kebakaran saat melakukan pengisian daya.
Dia berpandangan, ledakan dan kebakaran dari kendaraan listrik itu disebabkan karena suhu lingkungan terlalu tinggi, penggunaan fast charging hingga jenis material yang mudah panas.
Dalam kesempatannya, dia mengusulkan ada pembangunan stasiun pengisian ulang baterai untuk mobil listrik di depan kampus Polinema. Terlebih, pembangunan E-Bike Sharing sebagai pengisian ulang baterai sepeda listrik BMX telah berhasil dibangun Polinema.
“Saya berharap Polinema bisa menjadi pelopor dalam bisnis pengisian baterai kendaraan listrik berbasis energi terbarukan. Bahkan juga bisa mulai merintis untuk memproduksi mobil dan motor listrik untuk domestik,” ujarnya.
Sementara itu, Prof Ratih Indri Hapsari sebagai Guru Besar Teknik Sipil juga memaparkan orasi ilmiahnya berjudul Mitigasi Bencana Banjir dan Sedimentasi melalui Advenced Technology dan Observasi dan Pemodelan.
Menurutnya, perubahan tata guna lahan dan aktivitas hidrometerorologi yang tinggi di Indonesia telah menjadikan Indonesia rawan terhadap bencana sedimen atau tanah longsor, banjir bandang hingga banjir lahar.
Dia berpandangan, prediksi yang cepat dan akurat sangat diperlukan pasca hujan lebat. Selain itu, pemodelan prediksi resiko bencana sedimen juga perlu dilakukan.
“Analisis kerentanan banjir sedimen sangat penting untuk mengidentifikasi kerentanan daerah aliran sungai dan mengembangkan prioritas mitigasi,” tuturnya.
“Pemodelan banjir, longsor, serta potensi lahar yang saya sampaikan di sini, merupakan state of the art dari serangkaian penelitian saya,” imbuhnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A