MALANG – Jelang Hari Raya Idul Fitri 2021, gelombang kepulangan para pekerja migran asal Kota Malang mulai terlihat. Namun, saat pandemi seperti ini mereka tak bisa langsung melenggang bebas seperti biasanya. Serangkaian prosedur harus dijalani seperti melakoni karantina paling lama selama 3 hari.
Di Kota Malang, sudah ada 9 orang pekerja migran yang pulang. Mereka pun tak luput menjalani proses karantina selama 3 hari di rumah Safe House Jalan Kawi, Klojen, Kota Malang per Minggu (2/5/2021).
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif. Kesembilan pekerja migran ini terdiri dari 7 orang dewasa dan 2 anak kecil. Mereka datang dari negara berbeda-beda, mulai dari Singapura, Malaysia dan Hongkong.
Sesuai prosedur yang tertuang dalam SE Wali Kota Malang Nomor 65 Tahun 2021, pekerja migran yang datang wajib menjalani proses karantina selama 3 hari. ”Selama 3 hari mereka harus menjalani karantina dan dipantau kesehatannya oleh petugas,” terang Husnul, Senin (3/5/2021).
Lebih lanjut, mereka akan menjalani tes PCR untuk mengetahui apakah mereka terpapar virus atau tidak. Jika hasilnya negatif, mereka diperbolehkan bertemu keluarga alias pulang.
Sebelumnya, imbuh dia, para pekerja migran juga tidak langsung melenggang ke Kota Malang. Karena mereka juga sudah dikarantina di Surabaya sebagai tempat transit pertama mereka. ”Setelah itu, mereka juga dijemput langsung petugas kami dari Dishub, Disnaker dan Dinkes,” ungkapnya.
Lebih jauh, dirinya mengimbau kepada pekerja migran yang berencana pulang ke Kota Malang agar patuh prosedur. Semua ini demi mencegah laju penularan virus agar segers lekas keluar dari masa pandemi.
”Diharap pada keluarga juga pekerja migran untuk bersabar karena ini sudah prosedur. Hanya tunggu 3 hari saja, kalau memang negatif ya keluarga boleh menjemput,” pungkasnya.
Sebagai informasi, aturan ini juga berlaku buat pekerja migran yang datang dari bandara perjalanan manapun, baik di Surabaya maupun Lanud Abd. Saleh maupun perjalanan darat. Aturan karantina ditujukan sebagai filterisasi dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 yang masih belum selesai.