Tugumalang.id – Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto menyebut perempuan memiliki peran penting saat terjadi bencana.
“Masih dalam suasana Hari Kartini, pelaksanaan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional tahun ini juga untuk mendorong peran serta kaum perempuan dalam penanganan pra maupun pasca bencana,” ucapnya, saat menjadi Pembina Apel Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, di Pendopo Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Selasa (26/4/2022).
Secara khusus, Didik menyebut pentingnya peran ibu dalam membangun ketangguhan dan mengedukasi anggota keluarga agar lebih tanggap bencana. “Seorang ibu pasti memikirkan keselamatan anak-anaknya dan anggota keluarga lainnya,” imbuh Didik.
Untuk itu, ia berharap organisasi penggerak perempuan dan kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bisa memberikan edukasi sehingga para perempuan bisa lebih siap dalam menghadapi dan menangani bencana.
“Jika terjadi sesuatu, para ibu bisa bergerak, mulai dari (mengurusi) konsumsi hingga obat-obatan. Merekakan lebih telaten daripada bapak-bapak,” jelasnya.
Meski demikian, ia menekankan bahwa semua orang harus tetap siaga dan memiliki edukasi terkait kesiapsiagaan bencana, bukan hanya ibu-ibu saja.
“Namun yang paling utama adalah kesadaran dari seluruh anggota keluarga untuk memiliki inisiatif menyelamatkan diri ketika terjadi musibah, baik yang telah diprediksi maupun yang tidak,” pesannya.
Ia juga berharap agar ada peningkatan kapasitas dan kemampuan individu serta kelompok kecil dalam masyararakat untuk sigap dan tanggap dalam menghadapi bencana.
Untuk diketahui, Kabupaten Malang dikelilingi oleh gunung berapi dan berbatasan langsung dengan lautan sehingga memiliki banyak potensi bencana seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.
Oleh karena itu, penting bagi warga Kabupaten Malang untuk mendapat edukasi terkait tanggap bencana.
“Belajar dari pengalaman bencana yang terjadi sebelumnya, faktor yang paling menentukan adalah penguasaan dan pengetahuan dalam melakukan penyelamatan yang dimiliki oleh masing-masing individu, keluarga, dan komunitas di sekitarnya,” jelas Didik.
Terakhir, ia berharap kegiatan edukasi dan simulasi penanganan bencana bisa dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan. Ini bertujuan untuk mendorong tanggap bencana mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga, RT, RW, dan desa.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id