Tugumalang.id – Wacana revitalisasi Pasar Besar Kota Malang yang sudah terkatung-katung sejak 5 tahun belakangan, kini mulai mendapat lampu terang. Pembangunan yang rencananya direalisasi pada tahun 2022 itu, kini sudah memasuki tahap penyusunan draft adendum baru.
Wali Kota Malang, Sutiaji, menuturkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan rekanan pihak ketiga yakni PT Matahari Dept Store di Jakarta beberapa waktu lalu. Hasilnya, pihak ketiga nanti tidak akan cawe-cawe soal revitalisasi ini.
Hanya saja, pihak Matahari ini masih terikat resmi dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama Pemkot Malang hingga 2034 mendatang. “Saya sudah ketemu dengan pihak Matahari, dalam waktu dekat kita sudah akan susun draft adendum,” ungkapnya, pada Selasa (22/6/2021).
Lebih lanjut, jika draft adendum itu selesai, akan diserahkan ke pihak ketiga untuk dibahas lebih lanjut terkait kerja samanya. ”Intinya kami buat dulu draft adendum, baru itu nanti kita dapat hasilnya,” jelasnya.
Ketua DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika, berharap dalam penyusunan draft adendum baru ini, harus dibahas secara mendalam. Intinya, juga harus berpihak pada kepentingan para pedagang.
Tak hanya pedagang, dalam adendum tersebut juga harus memuat solusi-solusi yang adil bagi semua pihak, baik kepada Pemkot Malang, Matahari, maupun para pedagang.
”Isi adendum tentu harus menguntungkan semua pihak. Artinya ya harus dibahas secara mendalam. Tapi saya komentar sedikit saja, karena draft itu juga belum sampai ke kita,” pungkasnya.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Muhammad Sailendra, mengatakan bahwa progres wacana ini sudah masuk tahap penyusunan Detail Enginering Design (DED).
Selain itu, adendum pembangunan yang semula dikerja samakan dengan pihak ketiga, PT Matahari Dept Store, itu tidak jadi. Kini, seluruh tanggung jawab revitalisasi akan diserahkan pada Pemkot Malang saja.
”Saat ini masih proses menyusun DED sembari kita sosialisasi kepada pedagang dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, jika proses DED selesai, nanti akan dilanjutkan dengan penentuan nilai anggaran konstruksi pembangunan. Sehingga, proses tender ke Unit Layanan Pengadaan (ULP) juga dapat segera dilakukan.
“DED sudah. Kita tahu nilai konstruksi bangunannya berapa, rencana biaya konstruksinya, baru nanti kita usulkan alokasi anggaran biaya konstruksinya,” katanya.
Sebelumnya, rencana revitalisasi Pasar Besar Malang ini disebut akan menghabiskan anggaran sekitar Rp 125 miliar dan akan direalisasikan pada 2022 mendatang.
Dalam hal ini, wacana itu masih mendapat reaksi pro kontra, baik dari pedagang pasar hingga anggota dewan. Revitalisasi ini dilakukan guna menambah nilai ekonomis para pedagang sendiri, baik dari tata kelola hingga pelayanan konsumen.
Untuk gedung bangunannya, konsep pra-desainnya juga sudah dimatangkan. Konsepnya, akan dibangun menjadi pasar modern bergaya Eropa dan ramah lingkungan.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti