MALANG – Jagad dunia Twitter Kota Malang saat ini digegerkan oleh kasus pelecehan seksual dengan fetish mukena. Para korbannya yang kebanyakan adalah mahasiswa dan model ini diduga terjebak oleh seorang pria berinisial D yang dalam modusnya menyamar sebagai perempuan pemilik toko online bernama Riya.
Salah satu korban yang pertama kali speak up dengan akun @jeehantz mengatakan saat di hari pemotretan, ia bertemu dengan seorang laki-laki dan 2 orang perempuan. Laki-laki tersebut berinisial D dan mengaku sebagai lulusan psikologi salah satu perguruan tinggi swasta ternama di kota Malang. Namun, ia juga bercerita jika owner toko online tersebut tidak datang saat sesi pemotretan tersebut.
“Mas D ini lulusan psikolog dan saat ini menyambi bekerja di pabrik milik juragan99, katanya. Kami sempat saling bercerita sembari menunggu giliran foto. Beliau orang yang sangat ramah dan menyenangkan meskipun sedikit selalu berdebat bahwa dia mengira aku Arab,” ucapnya.
Kemudian, tiba-tiba suatu hari korban menemukan fakta bahwa R yang mengaku sebagai perempuan sekaligus owner toko online tersebut ternyata adalah seorang pria yang juga fotografer berinisial D yang sebelumnya memotret korban.
“Ditemukan juga twitter dimana akun tersebut adalah OA fetish mukena sehingga foto kami digunakan sebagai bahan (ejakulasi) mereka. Tentu saja, semua postingannya sangat (menjijikkan) perempuan memakai mukena yang merecord hal-hal asusila seperti akun fetish pada umumnya,” ungkapnya.
“Disitu terdapat postingan hasil semua photoshoot kami para model GM beserta tag IG kami. Semenjak itu, paguyuban kami tidak lagi bekerjasama dengan GM. Begitupula aku, memutuskan untuk tidak lagi collab dengan GM,” sambungnya.
Mengetahui hal tersebut, beberapa model yang sudah kadung bekerja sama dengan toko online tersebut langsung menghubungi nomor atas nama R dan D itu untuk menghapus foto-foto mereka di akun IG toko online dan akun fetish mukena tersebut, bukannya dihapus, malah kontak para model diblokir.
“Bagaimanapun kasus tsb termasuk kedalam pelecehan dan penyalahgunaan kerjasama. Sampai saat ini chatku nggak dibalas sama mas D, diblokir pun enggak. Aku masih bisa mengetahui ketika beliau online dan sengaja ngga merespon,” tuturnya.
“Sebenarnya masih ada beberapa kejanggalan yang aku rasakan. Pertama, hasil photoshoot tidak pernah dipost di feeds. Bagaimana mungkin beliau repot-repot membayar kami para model dan fotografer, menyiapkan studio dan MUA, tapi foto kami hanya dipost di snap yang lenyap setelah 24 jam? Selain itu, photoshoot menggunakan mukena yang sama di waktu yang berbeda. Dan masih banyak kejanggalan lainnya,” herannya.
Sementara itu AZ (21) yang juga menjadi salah satu korban fetish mukena mengaku mengetahui identitas asli Riya ini adalah D melalui aplikasi Get Contact.
Hal ini bermula di Bulan Agustus 2021 barulah belang D terungkap melalui salah satu model berinisial AMN. Ia mengatakan ada orang yang membuat akun Instagram dengan nama @pecinta_mukena dan memposting foto-foto AMN yang memakai mukena.
“Korban (AMN) itu langsung stalking akun twitter itu namanya @pecinta_mukena. di akun tersebut setiap foto itu captionnya diberi nama lengkap dan juga akun twitternya begitu. Selain itu kualitas fotonya HD, gak mungkin kalau screen shot di Instagram,” tuturnya.
Kemudian ia dan model-model lainnya langsung menghubungi Riya selaku pemilik toko online tersebut untuk meminta pertanggungjawaban.
“Tapi jawaban Mbak Riya gak mencerminkan dia itu wanita. Karena kan kita panik ya foto kita dibuat seperti itu, malah jawabannya Mbak Riya hanya iya saya gak tahu ya,” ungkapnya.
“Tapi D itu sepertinya. Kita tahu itu dari applikasi Get Contact. Ternyata Mbak Riya itu di Get Contact itu banyak yang namain D,” imbuhnya.
Reporter Rizal Adhi Pratama
Editor: Sujatmiko