MALANG – Naiknya harga minyak goreng sangat dikeluhkan pedagang kaki lima. Khususnya yang menjual makanan gorengan. Para pedagang tersebut sangat merasakan kenaikan harga minyak goreng saat ini.
Salah satu pedagang yang merasakan kenaikan harga minyak goreng itu Nurul Amalia, penjual ayam goreng di Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Akibat kenaikan harga minyak goreng Nurul terpaksa menaikkan harga dagangannya. “Karena bukan cuma minyak goreng saja yang harganya naik, tapi tepung terigu dan tepung kanji juga naik,” katanya.
Sebelumnya, ia membeli minyak goreng dengan harga Rp 18-19 ribu per liter, namun kini ia harus membeli dengan harga Rp 24-25 ribu per liter. Jika beruntung dan membeli dalam jumlah grosir, ia bisa mendapatkan harga Rp 22 ribu.
Harga tepung terigu dan tepung kanji yang menjadi salah satu bahan utama dalam berjualan ayam goreng juga ikut naik sekitar Rp 1.000 per kilogram. Akibatnya, Nurul harus menaikkan harga dagangannya.
Sebelumya Nurul menjual ayam goreng dengan harga Rp 5-6 ribu, kini ia menjualnya dengan harga Rp 6-7 ribu. “Ada yang kasih saran untuk dinaikkan jadi Rp 10 ribu, tapi kasihan pembelinya nanti kaget kalau naiknya terlalu banyak,” tutur Nurul.
Minyak goreng yang ia butuhkan setiap harinya untuk berjualan cukup banyak, minimal dua liter. “Dua liter kalau sepi, kalau ramai ya lebih,” katanya.
Nuru juga tak bisa mengurangi volume minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng ayam. Karena untuk menggoreng ayam diperlukan teknik deep fry atau menggoreng dengan minyak banyak.
Permasalahan ini dihadapi banyak pedagang kaki lima yang menggunakan minyak goreng sebagai salah satu bahan baku. “Nggak cuma saya, ini pedagang kecil menjerit semua,” kata Nurul seraya menunjuk gerobak pedagang kaki lima lainnya yang juga menjual makanan yang digoreng seperti singkong keju dan pisang goreng.
Ia berharap harga minyak goreng bisa lebih murah dan stabil karena keputusannya untuk menaikkan harga ayam goreng pun tidak diambil dengan mudah.
Seperti Nurul yang menggunakan minyak goreng untuk Ayam Goreng, keluhan yang sama juga disampaikan Indah Ayu. Penjual roti goreng yang berjualan tak jauh dari tempat Nurul berjualan. Ayu memilih tidak menaikkan harga dagangannya. “Ini saya sudah jual Rp 1.000 (per potong), kalau dinaikkan khawatirnya terlalu mahal, nanti bisa sepi pembeli,” katanya.
Dalam sehari, Indah menghabiskan minyak goreng sebanyak 12-15 liter. “Sekitar 12-15 (liter) karena saya kan punya tiga (cabang),” ujarnya.
Ia mengaku terdampak sekali dengan kenaikan harga minyak goreng. Karena lonjakannya terlalu drastis. “Sebelumnya cuma Rp 14 ribu, sekarang naiknya sampai Rp 24 ribu per liter,” keluhnya.
Meski begitu, ia tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya berharap harga minyak goreng bisa turun agar profitnya kembali seperti semula. “Keuntungan ya berkurang, tapi ya gimana,” katanya pasrah.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor:jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id