Tugumalang.id – Pakar Hukum Tata Negara, Dr Fahmi Bachmid, SH., MH memberikan orasi ilmiahnya dalam acara Wisuda di Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) pada Sabtu (26/10/2024). Kearifan lokal dalam berkonstitusi menjadi ulasan dalam orasi ilmiah tersebut.
Dihadapan 470 wisudawan Unikama, Dr Fahmi Bachmid menekankan bahwa kearifan lokal merupakan keniscayaan dalam pelaksanaan konstitusi. Dikatakan, negara harus hadir dalam memelihara dan mempertahankan eksistensi kearifan lokal yang terus tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Baginya, keilmuan terkait kearifan lokal selalu terintegrasi dengan pemahaman tentang kekayaan alam dan budaya. Kearifan lokal juga selalu dinamis sesuai dengan situasi global terbaru. Sebab, kearifan lokal selalu menggambarkan nilai nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan bermasyarakat.
Baca Juga: Mahasiswa Unikama Hanyut saat Rafting di Sungai Brantas
Para pendiri konstitusi Indonesia terdahulu telah mengusulkan agar dasar negara tetap berlandaskan pada keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia. Dikatakan, konsep Pancasila juga relevan dengan kearifan lokal bangsa Indonesia yakni sifat gotong royong.
“Gotong Royong ini adalah nilai nilai masyarakat Indonesia yang tetap terpelihara hingga saat ini,” kata Dr Fahmi.
Menurutnya, konsep kearifan lokal dalam konstitusi Indonesia sudah sangat terang benderang. Sebab, secara hal ini eksplisit telah menjamin eksistensi kearifan lokal itu sendiri.
Baca Juga: Mahasiswa Unikama Pamerkan Berbagai Hasil Karya Inovatif dalam Gelar Proyek Kepemimpinan
Berdasarkan Pasal 18 B ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan hukum masyarakat adat serta hak tradisional lainnya sepanjang masih hidup dan sesuai perkembangan masyarakat dan prinsip negara kesatuan republik Indonesia.
Lalu dalam konstitusional pasal 28 i ayat 3 disebutkan bahwa identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. Artinya, perlindungan kearifan lokal Indonesia dalam konstitusi sudah ada dan telah diterapkan hingga saat ini.
“Sejatinya negara kita mempunyai kearifan lokal yang tumbuh subur. Kearifan lokal itu tumbuh, berkembang dari generasi ke generasi dan tumbuh dengan sendirinya dalam masyarakat dari nurani yang tergabung dalam sistem sosial masyarakat,” paparnya.
Kearifan lokal Indonesia itu kemudian menurutnya diwujudkan sebagai hukum adat yang masih utuh dalam penegakan hukum di setiap daerah. Dikatakan, hal ini cukup memudahkan penegak hukum di Indonesia.
Selain diakui eksistensinya dalam perundang undangan, kearifan lokal juga telah diselaraskan dengan peraturan daerah setiap wilayah di Indonesia. Tentu hal ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal tetap terjaga dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk itu, dia memandang bahwa pembangunan hukum nasional saat ini seharusnya berbasis kemajemukan. Salah satunya dengan memperkuat pemahaman tentang pluralisme.
“Ini penting untuk menyadarkan kita bahwa hukum negara yang tertulis tak selamanya mencerminkan hukum rakyat yang dianut masyarakat,” ucapnya.
Hal yang harus dipahami dalam membangun sistem hukum nasional, Fahmi menyampaikan bahwa aparat penegak hukum harus mampu menegakkan hukum yang bisa menjangkau setiap dimensi kehidupan sosial masyarakat.
“Kearifan lokal yang lahir sebagai jiwa bangsa merupakan amanat konstitusi yang harus dipertahankan. Keadaan ini membawa konsekuensi logis perlunya menjaga dan mengembangkan nilai lokal yang sesuai nafas peraturan perundang undangan nasional,” tandasnya.
Di sisi lain, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Dr Sudi Dul Aji dalam sambutannya juga telah menanamkan nilai nilai kearifan lokal pada setiap mahasiswanya dalam kegiatan perkuliahan. Dia juga memastikan bahwa 470 wisudawan yang dikukuhkan saat ini telah dibekali nilai nilai kearifan lokal, ilmu pengetahuan dan kompetensi.
Untuk itu, dia optimis para lulusan Unikama ini mampu menatap tantangan masa depan. Terlebih, para lulusan baru Unikama ini juga telah menunjukkan ketahanannya dalam beradaptasi di era evolusi industri 4.0 yang mengubah cara belajar dan berinteraksi dunia pendidikan.
“Dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks dan kompetitif, saya yakin mereka mampu beradaptasi dan memberikan kontribusi signifikan,” tuturnya.
“Kami bangga pada para wisudawan ini. Wisuda ini bukan akhir perjalanan, tapi awal perjalan baru. Dunia industri dan masyarakat sudah menanti kontribusi mereka,” tutupnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A