Tugumalang.id – Cerita umum tentang Founder PT Paragon Technology and Innovation, Nurhayati Subakat, mungkin sudah tidak asing lagi. Terlebih, Paragon membawahi sejumlah brand produk kosmetik yang familiar di kalangan masyarakat, di antaranya Wardah, Kahf, Emina Make Over, Putri, Biodef, dan lainnya.
Tetapi cerita sisi lain atau kisah di balik layar tentang sosok yang masuk dalam 100 tokoh perempuan berpengaruh di Indonesia itu belum banyak yang tahu. Kali ini, mantan asisten Nurhayati menceritakan beberapa hal unik tentangnya selama mendapingi di balik layar.
Dia adalah Ari Kleryyanti. Dara asal Bandung ini sempat mendampingi Nurhayati selama tiga tahun sebagai asisten pribadinya. Selama bersama Nurhayati, dia menjumpai beberapa hal unik yang biasa dilakukan dan dipertunjukkan.

Pakai Baju Kurung Sederhana
Manurut Ari, sapaan akrabnya, saat berada di rumah, Nurhayati biasa menggunakan baju kurung yang sederhana. Boleh dibilang bukan pakaian yang mahal. Padahal andaikan dia membeli pakaian yang mahal sangat mampu.
“Ibu (Nurhayati Subakat) itu kalau beli baju kurung harganya cuma ratusan aja. Menurutnya itu sudah cukup,” kata Ari menceritakan kebersamaannya selama tiga tahun.
Ari pernah bertanya mengapa tidak membeli pakaian yang bagus dan mahal. Menurut Ari, Nurhayati menjawab untuk apa pakaian mahal. Apakah hanya untuk mendapatkan pujian? “Kata itu, kalau hanya untuk mendapat pujian, lalu setelah mendapat pujian lalu apa?,” kata Ari menirukan jawaban Nurhayati.
Di situ kadang Ari merasa malu, karena bagi orang sekelas Nurhayati Subakat, uang sebesar ratusan ribu tentulah tak banyak berarti. Tetapi menurut Ari, dia sudah berhasil mengalahkan egonya untuk tampil mewah.
Selalu On Time
Hal lainnya yang diceritakan Ari adalah Nurhayati sangat disiplin. Dia tidak ingin hadir terlambat dalam suatu acara apapun. Itu cara dia menghargai waktu. Untuk kedisiplinan itu, Nurhayati sejak subuh sudah bangun untuk siap-siap acara pagi yang akan dia hadiri. “Ibu itu on time banget orangnya, kalau acara pagi, habis subuh itu saya sudah harus berangkat,” kenangnya.
Apa yang dilakukan Nurhayati selama di mobil? Menurut Ari, selama di mobil Nurrhayati biasanya membaca chat WhatsApp atau membaca buku. Kadang juga sharing sesuatu dengan Ari. “Di mobil ibu kadang juga bercerita tentang pekerjaan yang sudah lama dia tekuni,” kata dia.
Menjaga Martabat Perempuan
Selama menjadi asisten Nurhayati, Ari tinggal di sebuah tempat milik Paragon yang dikhususkan untuk karyawan. Lokasi dari kos tersebut berdekatan dengan tempat konveksi pakaian. Pegawai konveksi tersebut semuanya laki-laki.
Nah, pada saat Ari lewat dengan konveksi itu untuk ke kantor, sering kali digodain oleh para lelaki yang ada di situ. “Kadang mereka suit-suit gitu ke saya, sebetulnya biasanya saja,” kata dia.
Lalu suatu hari, Nurhayati bertanya pada Ari tinggal di mana. Diapun memberi tahu lokasi tempat tinggalnya. Ternyata Nurhayati tahu kalau di daerah itu berdekatan dengan konveksi pakaian yang pegawainya cowok semua.
Setelah tahu itu, Nurhayati langsung meminta Ari pindah ke tempat yang lebih nyaman. Dan kos milik Paragon itupun tak lagi digunakan untuk karyawan perempuan, melainkan diganti menjadi khusus laki-laki.
Sebulan Bisa 30 Proposal
Proposal pengajuan bantuan dari beberapa lembaga sosial tidak hanya datang secara resmi melalui lembaga CSR (Corporate Social responsibilty) PT Paragon Technology and Innovation tetapi juga menuju Nurhayati Subakat secara pribadi. Bahkan dalam sebulan bisa puluhan proposal yang masuk. “Dalam sebulan banyak sekali proposal yang masuk ke ibu, kalau dirata-rata sekitar 30 proposal tiap bulan,” kata Ari.
Setiap proposal tersebut biasanya langsung diperiksa oleh Nurhayati, kadang juga Ari bantu memeriksanya. Kata Ari, banyak proposal yang kadang mengatasnamakan dekat dengan Nurhayati. “Setelah ditanya ke ibu ternyata dia tidak kenal,” katanya.
Untuk hal yang demikian itu, imbuh Ari, Nurhayati tidak langsung menolaknya melainkan meminta diproses sebagaimana aturan yang ada.
Demikian, cerita unik Ari, mantan asisten Nurhayati Subakat yang kini sudah menjadi tim CSR PT Paragon Technology and Innovation.
Catatan ini adalah bagian dari program Jelajah Jawa-Bali, tentang Inspirasi dari Kelompok Kecil yang Memberi Arti oleh Tugu Media Group x PT Paragon Technology and Innovation. Program ini didukung oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, Genara Art, Rumah Wijaya, dan pemimpin.id.
Reporter: Herlianto A
Editor: Lizya Kristanti