MALANG – Tiga rumah warga Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang luluh lantah usai diterjang banjir bandang pada Kamis (4/11/2021) lalu. Kini para korban terdampak banjir bandang itu tengah merajut asa sembari menanti pembanggunan rumahnya rampung.
Rohman (62), yang menjadi korban rumah roboh diterjang banjir bandang itu kini hanya bisa berupaya membangkitkan semangat hidupnya. Pria yang berprofesi sebagai penarik becak sejak 1976 itu belum bisa kembali bekerja lantaran harus membantu pembangunan rumahnya.
“Tapi sekarang gak bisa bantu lagi, sesak di dada saya kambuh lagi ini, pikiran bingung. Jadi gak bisa bantu, biasanya ya bantu bantu tukang itu,” ucap Rohman, Sabtu (20/11/2021).
Sambil menanti pembangunan rumahnya rampung, Rohman mengaku masih numpang tidur di rumah tetangganya. Meski begitu, dia terus berupaya menguatkan dirinya sendiri agar bisa bertahan.
“Bagaimana lagi namanya musibah, ya terpaksa ngemper. Kalau malam sering susah tidur. Namanya orang numpang ya harus sabar lah,” ujarnya.
Ayah tiga anak yang kini tinggal seorang diri ini mengaku belum bisa menghubungi anak anaknya. Dia sudah mencoba menghubungi anaknya melalui ponsel namun belum tersambung.
“Anak saya sudah berkeluarga semua, ada yang di Jakarta, Kalimantan dan Jember. Tak telephone belum ada yang angkat, jadi mereka belum tau kondisi saya. Sebelum kena bencana mereka sering kok jenguk kesini,” bebernya.
Sementara itu, Joko Joyo (56), korban rumahnya roboh lainnya yang diterjang banjir bandang tersebut juga mengaku belum bisa bekerja seperti biasanya, lantaran masih mengurusi pembangunan rumahnya.
“Saya bersyukur ada bantuan donasi pembangunan rumah ini. Tapi saya belum bisa beraktivitas seperti biasanya, masih menyesuaikan diri karena rumah gak ada,” paparnya.
Meski begitu, Joko sebagai perawat lansia dan difabel salah satu yayasan sosial di Kota Malang mengaku masih sesekali menjenguk lansia yang dia rawat.
Dia juga mengaku masih harus menumpang tidur di rumah tetangganya. Joko juga terus berupaya membangun harapan agar tak tampak seperti korban bencana alam.
“Kalau kebutuhan sehari hari masih tercukupi. Masih ada dapur umum. Tetangga juga banyak yang memberikan perhatian,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua RT07/RW06, Kelurahan Klojen, Yuli Asminarsih membenarkan bahwa tiga korban banjir bandang yang rumahnya roboh tersebut belum bisa beraktivitas atau bekerja seperti biasa.
“Mereka belum bisa bekerja, jadi mereka masih bantu bantu pembangunan rumahnya,” kata Yuli.
Disebutkan, tiga warga yang rumahnya hancur diterjang banjir itu merupakan warga yang tinggal di rumah seorang diri semua. Untuk itu, dia bersama warga setempat mengaku sedikit sedikit membantu kebutuhan mereka.
“Kalau kami bisa makan, sementara ada tetangga yang kelaparan, apa kita gak dosa? Meskipun kami juga terdampak, tapi kami juga harus membantu. Membantu itu tak perlu menunggu kaya,” tuturnya.
Selain itu menurutnya, warga terdampak lain yang berdagang di rumah juga belum bisa kembali bekerja. Hal itu dikarenakan banyak yang kehilangan dagangannya saat banjir bandang menerjang. Terlebih mereka juga tak punya modal untuk melanjutkan usahanya.
Yuli mengatakan, pembangunan rumah tersebut merupakan kepedulian dari para donatur. Dia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kota Malang tidak bisa memberikan bantuan pembangunan rumah lantaran merupakan pemukiman Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
“Bukan belum, tapi sama sekali gak ada untuk bantuan pembangunan rumah mereka, memang gak ada. Yang saya dengar, Wali Kota gak bisa memberikan bantuan karena disini ibaratnya bangunan ilegal. Memang disini gak ada yang punya sertifikat,” bebernya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Sujatmiko