MALANG – Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Malang yang tergabung dalam Aliansi Hari Pelajar-Mahasiswa Internasional (AHPI) melakukan aksi demo di perempatan ITN/Jalan Veteran, Kota Malang, Sabtu (20/11/2021) pagi.
Unjuk rasa ini dilakukan untuk memperingati Hari Pelajar-Mahasiswa Internasional yang jatuh setiap tanggal 17 November.
Dalam unjuk rasa ini, para mahasiswa tersebut menuntut pemerintah untuk lebih berpihak pada rakyat. “Bukannya Jokowi-Ma’ruf Amin fokus pada penanganan pandemi hari ini, malahan membuat kebijakan-kebijakan yang anti terhadap rakyat,” ujar Al, mahasiswa Wishnuwardhana Malang yang menjadi koordinator lapangan unjuk rasa.
Salah satu tuntutan mereka di bidang pendidikan adalah menurunkan atau menghapus biaya sekolah dan kuliah, khususnya di masa pandemi. “Selama masa pandemi, nggak ada kebijakan dari pemerintah untuk menurunkan biaya kuliah,” tutur Al.
Selain itu, unjuk rasa ini juga menyuarakan perlawanan mereka terhadap opresi di kampus. Seperti ancaman DO atau skors bagi mahasiswa yang memprotes kebijakan kampus.
“Demokrasi di Indonesia saat ini, di ranah pendidikan, mengalami kemunduran. Resimen Mahasiswa (Menwa) adalah organisasi yang didirikan oleh militer untuk membungkam ruang demokrasi di kampus. Ini salah satu alasan kami menuntut penghapusan menwa.”
Tuntutan unjuk rasa ini tak terbatas pada bidang pendidikan saja. Ada 18 tuntutan yang berkenaan dengan bidang lainnya, seperti kesehatan, militer, ekonomi, dan HAM.
Jika dirangkum, tuntutan-tuntutan tersebut di antaranya adalah hapus biaya pendidikan, wujudkan demokrasi rakyat, vaksin dan tes COVID-19 gratis, hapus segala bentuk kekerasan seksual, hentikan pinjaman luar negeri dan berdayakan petani lokal, serta tarik militerisme dari tanah Papua.
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor : Sujatmiko