Tugumalang.id – Di era digitalisasi kini, banyak tantangan yang harus dihadapi Pemerintah Indonesia. Mulai menyiapkan sumber daya yang cakap terhadap dunia digital, juga memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat untuk bermedia sosial yang sehat.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo RI, Usman Kansong menyebutkan bahwa dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 274,9 juta jiwa, 202,6 juta atau 73,7 persen di antaranya merupakan pengguna internet. Sementara 170 juta atau 61,8 persennya merupakan pengguna aktif sosial media.
“Data ini bulan Januari 2021. Begitu luar biasanya. Bisa dilihat dari sebenarnya masyarakat kita sudah melek digital. Namun, belum paham terkait penggunaan yang ramah,” ujar mantan Wartawan Media Indonesia ini, saat pelatihan jurnalistik dan Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) 2021 Batch III yang diselenggarakan oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan PT Paragon Technology and Innovation, pada Senin (25/10/2021).
Usman menambahkan, dalam sehari, rata-rata penduduk Indonesia mengakses internet selama 8 jam 52 menit, menonton televisi selama 2 jam 50 menit, menggunakan media sosial selama 3 jam 14 menit, dan mengakses berita selama 1 jam 38 menit.
“Masih lumayanlah, yang masih mencari informasi berita sekitar satu jam. Namun, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan pengguna internet,” katanya, kepada 15 peserta FJP GWPP.
Meskipun begitu, kata dia, realita masyarakat dalam era ini lebih banyak yang menjadi konsumen bahkan distribusi informasi yang tidak benar atau hoaks. Sebab, masyarakat lebih mencari pembenaran dari pada kebenaran.
Lantas, apa yang harus dilakukan pemerintah untuk menangani hal itu? Kata dia, Kominfo telah membuat skema yang dirasa cukup efektif menjawab permasalahan ini, selain regulasi yang telah ada yakni Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Kominfo.
“Dari hulu, kita melakukan pencegahan dengan sebanyak-banyaknya menggelar literasi digital ke masyarakat agar masyarakat paham dan tidak gagap,” katanya.
Selain memutus akses, lanjut dia, Kominfo juga terus meningkatkan literasi digital kepada masyarakat dan memberikan kontra narasi terhadap hoaks yang beredar. Dengan menyebarkan kontra narasi, merupakan salah satu cara melindungi masyarakat dari hoaks.
“Jika diperlukan men-take down website atau informasi yang belum tentu kebenarannya ini. Dan yang terakhir tentunya penegakan hukum,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, hadir juga para mentor FJP GWPP yakni Mohammad Nasir, Haryo Prasetyo, dan Frans Surdiasis. Sementara Wartawan Tugu Media Group, Mochamad Abrurrochim termasuk di antara 15 peserta FJP GWPP 2021 Batch III.
Reporter: Mochamad Abrurrochim
Editor: Lizya Kristanti