MALANG – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) kian getol menyiapkan diri guna mewujudkan kampus unggul di tahun 2025 lewat berbagai program. Salah satunya, yakni BEC (Business and Entrepreneurship Center), pusat bisnis berbasis technopreneur, sociopreneur dan edupreneur.
BEC menjadi unit Unikama yang melahirkan pengusaha-pengusaha muda. Khususnya mahasiswa Unikama yang ingin berwirausaha.
Manajer BEC, Armando Orlan, SPd, menyatakan bahwa setidaknya kurang lebih ada 120 mahasiswa yang bergabung bersama BEC setiap semesternya.
“Tidak mudah memang bergabung dengan BEC, karena harus melewati beberapa tahapan-tahapan seleksi untuk bisa menjadi Startup baru,” ujarnya.
Tahapan tersebut, kata dia, adalah proses dimana calon startup baru berada di masa inkubasi. Mulai dari opening Unikama Entrepreneurship program, design sprint, design thinking, value proposition design, business model canvas (BMC), pitching, sprint, pitching skill, review, dan yang terakhir event atau kompetisi.
Hebatnya, BEC Unikama sudah melahirkan 2 startup outwal atau startup dari luar kampus yang ikut dalam BEC Unikama yakni INAGI dan MomChips. Juga startup inwal atau dari dalam kampus yang didominasi oleh mahasiswa Unikama sendiri yakni, Blantix, Kelasquran, Nukanghup (aplikasi penyedia jasa konstruksi), dan Rajacash.id yang saat ini sedang dikembangkan dan disebarluaskan.
Dibina oleh Jacobus Wiwin Kuswinardi ST MKom sebagai Direktur BEC, bimbingan kepada calon startup baru diberikan setiap akhir pekan. “Seminggu satu kali dan dibimbing oleh mentor-mentor startup serta profesional coach. BEC bekerja sama dengan jasa penyedia coach profesional bisnis dari Cataliz,” tambah alumnus Unikama tersebut.
Menurutnya, dengan ikut bergabung di BEC Unikama, manfaat yang didapatkan antara lain mampu merubah mindset mahasiswa untuk terus berinovasi dan menciptakan karya-karya baru agar bermanfaat bagi masyarakat luas.
Lebih jauh, Orland menambahkan, dia banyak merasakan manfaat mengikuti BEC saat masa perkuliahan. Termasuk di bidang bisnis. “Apalagi sedang berkembang saat ini bisnis berbasis digital. Menjalankan bisnis ini juga membutuhkan bimbingan agar bisa terus naik usahanya,” tambahnya.
Sebab, para mahasiswa ini tidak serta merta memulai usaha. Melainkan diajarkan berfikir kritis, mencari permasalahan terlebih dahulu, untuk kemudian dianalisis bagaimana penyelesaiannya dengan sebuah produk. Dengan demikian, startup baru ini tidak akan kesulitan dalam menentukan pasar.
“Dengan mengikuti BEC dalam masa perkuliahan, akan mengubah mindset mahasiswa dan bisa menjadi enterpreneur muda yang inovatif apalagi di era digital ini,” tandasnya.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti