Tugumalang.id – Presenter kondang Indonesia, Najwa Shihab, menggelar Mata Najwa on Stage di Dome Universitas Muhammadiyah Malang pada Rabu (12/7/2023) kemarin. Sebelum acara, Najwa mengisi kegiatannya di pagi hari dengan jogging di sepanjang Kayutangan Heritage.
Dalam aktivitasnya tersebut, Najwa melihat pemandangan mural yang menarik bagi dirinya. Mural itu mengingatkan kembali pada peristiwa Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Peristiwa itu juga mendapat sorotan tajam dari Najwa Shihab karena ada ketidakadilan di situ.
Kegiatan joggingnya diunggah di akun Instagram @najwashihab dengan latar belakang mural grafiti yang ada di tembok Kayutangan Heritage, di bawah jembatan.
Baca Juga: Bincang Peran Anak Muda Bareng Najwa Shihab dan Rektor Institut Asia Malang
Seperti diketahui, mural itu menggambarkan sepasang suami istri yang menangis menggendong anaknya yang telah tiada. Di belakangnya terdapat kepulan gas air mata juga sosok aparat berseragam dan orang tak dikenal memakai jas.
“Rest in Pride,” begitu judul mural itu. Di sebelahnya, tertulis “Usut Tuntas! Tembak Gas Air Mata ke Rumah Duka,” demikian tulisan mural tersebut. Namun, foto tersebut oleh Najwa hanya diberi judul caption ‘Lari Pagi di Malang’.
Seperti diketahui, peristiwa Tragedi Kanjuruhan itu masih menyisakan luka mendalam, terutama bagi keluarga korban. Pasalnya, penyelesaian hukum atas insiden itu masih jauh dari kata adil.
Baca Juga: Kenang Korban Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Sematkan Angka 135 Beraksara Jawa di Jersey Baru
Unggahan Najwa Shihab kembali membuat peristiwa yang menewaskan 135+ korban jiwa itu mendapat sorotan publik. Sontak unggahan itu membuat publik menitipkan komentar dukungan terhadap Najwa Shihab untuk tetap mengawal kasus tersebut.
“Ke Malang, nyari gunung, pantai, apapun ada, Mbak. Yang gak ada, keadilan. Terima kasih sudah unggah foto mural ini,” ucap @andreasluckyl.
“Dont stop talking about Tragedi Kanjuruhan,” timpal warganet lainnya @cahya.12. Senada dengan itu, akun @hanafi712 juga menegaskan “Menolak lupa Kanjuruhan disaster,” kata dia.
Warganet lain juga menyindir hasil sidang Tragedi Kanjuruhan yang menyimpulkan bahwa kematian korban di Stadion bukan karena gas air mata, namun akibat faktor angin yang membawa kepulan gas air mata ke arah tribun penonton.
“Yang salah anginnya, bukan ladusing. Kan ladusing selalu benar,” komentar @zaynulrozikin
“Tangkap anginnya, Pak @divisihumaspolri,” seru warganet lain @daun_tjatuh.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A