Tugumalang.id – Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang berkesempatan menjadi tuan rumah Kumpul Komunitas Narasi (KKN), Selasa (11/7/2023). Hadir dalam kegiatan ini, dua perempuan mengagumkan, yakni Rektor Institut Asia Malang, Risa Santoso, dan Najwa Shihab.
Sebagai narasumber, kedua pemateri itu asyik berbincang membahas banyak hal. Mulai dari digital entrepreneur, politik, perempuan hinga sharing pengalamanan untuk memotivasi generasi muda.
Semua dikemas dalam forum bertajuk peran anak muda sebagai #SuaraPenentu dan kenapa #IndonesiaButuhAnakMuda di ruang Theater Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang.
Baca Juga: Semarak, Unisma Malang Sambut 80 Mahasiswa Progam PMM Inbound
Najwa Shihab, dalam forum itu mengatakan, bahwa pergi ke Malang serasa ‘pulang’ baginya. Sebab, tak hanya jadi tempat berwisata, Malang juga menjadi jujugan bersilaturahmi dengan keluarga di masa kecilnya.
“Saya ada saudara di Malang dan Probolinggo jadi kalau ke Malang serasa ‘pulang’. Selalu ke Selecta, Songgoriti. Dan kenanganku masa kecil suka main ke Malang karena ada tanteku. Ada kenangan berenang, naik kereta,” kata pendiri Narasi itu.
Karenanya, bertandang ke Institut ASIA menjadi kesempatan yang menyenangkan baginya. Bukan hanya karena bertemu dengan anak muda, tapi bertemu Rektor ASIA, salah satu role model generasi muda saat ini.
Baca Juga: Kisah Alumnus Vokasi UMM asal Madiun Wujudkan Mimpi Bekerja di Jepang
“Mbak Risa (rektor) ini sudah cantik, muda, energik dan mampu menjadi seorang Rektor, bahkan Rektor termuda se-Indonesia lagi. Sehingga mbak Risa Santoso ini juga seorang role model generasi muda di Indonesia,” cetus perempuan yang akrab disapa Nana itu.
Ia melanjutkan, berkarir dalam sektor pekerjaan yang notabene banyak diisi laki-laki menjadi tantangan berat bagi perempuan.
“Saya mengalaminya sendiri, karena saat menjadi jurnalis (televisi) tidak pernah diberikan tugas yang berbeda dengan rekan laki-laki, jadi semua sama. Pernah dulu waktu liputan dijadikan ‘pemanis’ karena perempuan sendiri, dulu masih belum paham apa itu abuse dan sebagainya ngga kayak sekarang,” ungkapnya.
Meski demikinan, tambah Najwa, itu menjadi salah satu guru terbaik dalam karirnya. Ia mendorong agar perempuan dan kaum muda lainnya tetap optimis untuk meraih mimpi. “Mantra yang sering saya ulang itu, anak muda stok lelahnya dihabisin sekarang aja, lakukan banyak hal, piknik yang jauh, bergaul yang banyak, mumpung masih muda. Apa yang kalian lakukan hari ini menentukan masa depan kalian,” tukasnya.
Sementara itu, Risa Santoso mengatakan bahwa kolaborasi ini menjadi kesempatan bagi Institut Asia Malang untuk memantik memotivasi mahasiswa, khususnya, agar tetap optimis, menjadi anak muda yang berperan, berkarya dan berdampak panjang di masa depan.
“Kita beruntung sekali karena pernah kolaborasi dengan Narasi, jadi kali ini kita berkesempatan sharing lagi gimana biar jadi seorang yang masih muda dan mau berkarya. Banyak banget ilmu yang didapat terutama yang ngga ngerti mau ngapain,” kata Risa.
Membahas perkara gender, Rektor yang juga pernah menjadi Tenaga Ahli Muda di Kantor Staf Presiden (KSP) ini punya semangat luar biasa. Ia menuturkan bahwa mereka yang masih duduk di bangku perkuliahan, sejatinya harus excited untuk segera bekerja. Utamanya para perempuan.
Perempuan, lanjutnya, kerap insecure jika melihat ada yang memiliki kemampuan lebih tinggi. Namun, akan lebih baik jika perasaan insecure itu diubah menjadi skill dan kekuatan untuk lebih beradaya, apalagi saat ini eranya kolaborasi.
“Saya itu tipe orang yang punya planing, punya goals. Semisal, satu tahun ke depan, sudah tahu mau ngapain aja, seperti S3,” ujarnya.
Planning dan target itu, membuatnya mantap untuk selalu berjalan ke depan. “Apa yang membuat saya semangat karena bisa mencari peluang. Kalau kita ngga terbuka, ngga ngomong, maka opportunity kita ngga sampai,” paparnya,
“Maka, selesaikan kuliah, kalau ada peluang, diambil dan maksimalkan karena kita ngga akan tahu kapan kita bertemu dengan orang yang tepat dan waktu yang tepat. Kesempatan itu ngga akan terulang,” sambung Risa.
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Herlianto. A