Tugumalang.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan peringatan waspada menghadapi fenomena La Nina yang berpotensi terjadi ancaman bencana hidrometeorologi.
Berdasarkan prakiraan BMKG, intensitas curah hujan meningkat hingga 70 persen mulai November hingga Februari 2022. Intensitas hujan lebat ini dapat mengakibatkan banjir bandang.
”Sangat mungkin terjadi, terutama di Jawa Timur. Saya mewanti-wanti semua untuk siap siaga bencana. Saya minta sinergitasnya,” kata dia, usai mengunjungi sejumlah titik lokasi bencana di Kota Batu, di Kantor Desa Bulukerto, Kamis malam (4/11/2021).
Kedatangan Khofifah disambut Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko bersama Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso.
”Dipredikasi masih akan ada potensi bencana karena intensitas hujan lebat masih akan terjadi. Seluruh hunian di bantaran sungai harus dievakuasi sesuai dengan siklusnya ada proses rehabilitasi dan konstruksi,” jelas Khofifah.
Sementara itu, Direktur Perum Jasa Tirta 1 yang mengelola DAS Brantas, Raymond Valian Ruritan juga turut hadir. Raymond mengungkapkan, banjir bandang ini memang terjadi di dalam aliran Sungai Brantas.
Intensitas hujan saat itu, kata Raymond, diperkirakan sekitar 80 mm di bagian atas Kota Batu. Sedangkan di bagian hulu bisa sampai 100 mm selama dua jam, secara kumulatif. Debit air sendiri mencapai 430 meter per detik.
“Luberan air hujan kemudian membawa material tanah, kayu, dan ranting pohon yang akhirnya ikut berdampak pada pondasi bangunan rumah yang ada di bantaran sungai,” jelas dia.
Sementara, Kepala BBWS Brantas, Muhammad Rizal menambahkan bahwa rata-rata hujan di Jawa Timur mencapai 2.000 mm dengan curah hujan tinggi, tidak ditunjang dengan tangkapan airnya.
“Ke depannya kita harus perbaiki agar jangan sampai merembet ke Sungai Brantas. Ini perlu sinergitas bersama pemerintah provinsi dan kota/kabupaten harus menata lagi daerah tangkapan air,” ucapnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti