Tugumalang.id – Jalan hidup seseorang adalah misteri semesta. Tidak akan pernah tahu ujung hidupnya seperti apa. Mungkin kalimat itulah yang bisa menggambarkan sosok calon Wali Kota Batu, Nurochman. Seorang anak petani biasa yang kini melajukan langkah menjadi Calon Wali Kota Batu.
Siapa yang tahu, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu harus melewati lika-liku kehidupan dari titik nol hingga sampai seperti sekarang. Cak Nur, begitu ia disapa adalah anggota DPRD terpilih selama 3 periode, termasuk periode 2024-2029 nanti.
Berlatar belakang sebagai seorang anak petani di Desa Sumberejo Kota Batu. Nurochman kecil sudah terbiasa ditempa hidup yang keras.
Baca Juga: Insan Pelaku Sepak Bola Jagokan Nurochman Jadi Wali Kota Batu di Pilkada 2024
Masa kecil Cak Nur banyak dihabiskan untuk membantu kedua orang tuanya di ladang. Orang tuanya bertani sayur seledri, salah satu komoditas pertanian utama dan khas di Desa Sumberejo.
Nurochman sadar, kemampuan orang tuanya menyekolahkan anak hingga SMA sudah menjadi pencapaian yang luar biasa pada saat itu. Jadi, ia tak memaksakan diri berkuliah.
“Bapak ibu saya petani. Saya juga ikut bertani. Bahkan sampai lulus SMA itu, karena orang tua saya ada keterbatasan biaya, saya tidak bisa lanjut kuliah. Saya pun tidak masalah soal itu dan ikut bantu bertani. Periodenya saya bertani itu cukup lama,” kisah Nurochman dalam podcast Tugu Inspirasi.
Baca Juga: Bursa Nama Calon Wali Kota Batu dari PKB, Petinggi PKB Nurochman Menyusul Daftar Besok
Namun, kondisi itu tak membuatnya menyerah dengan keadaan. Tidak kuliah bukan berarti ia tak berhenti untuk belajar.
Nurochman muda cukup aktif mengikuti organisasi seperti IPNU hingga kemudian menjadi Ketua DPC PKB. Nurochman piawai untuk srawung atau membaur dengan masyarakat Kota Batu.
Di masa-masa sulit itu, Cak Nur juga sempat bekerja sebagai sales obat pertanian hingga menjadi Office Boy (OB) atau houseman di sebuah hotel. Pria yang kini berusia 53 tahun itu pun menjalani pekerjaannya dengan ikhlas.
Selama bekerja di hotel, Nurochman juga terkenal aktif di lingkungan tempat tinggalnya hingga dipercaya menjabat di Badan Permusyawaratan Desa BPD hingga kemudian dipercaya menjabat sebagai Pj Kepala Desa.
”Pas mencalonkan kepala desa waktu itu masih (kerja) di hotel. Sebelumnya saya menjadi Badan Permusyawaratan Desa karena saya aktif di kegiatan sosial melalui organisasi Karang Taruna maupun Pecinta Alam,” terang Nurochman.
Dari situlah kemudian Nurochman bertemu dengan Wali Kota Batu pertama, Almarhum Dr. H.M. Imam Kabul, M.Si, M.Hum. Pertemuannya itu ternyata membuat Imam Kabul kepincut dan meminta Nurochman menjadi ajudan pribadinya.
Selama mengikuti Imam Kabul, Nurochman mengaku banyak belajar dari sosok Wali Kota Batu pertama itu sebagai sosok pemimpin yang egaliter.
Tidak ada batas antara pejabat dan masyarakat. Pengalaman itu pula yang membuatnya kini menjadi sosok seperti itu secara naluriah.
“Saya kira, pribadi saya hingga sekarang ya terjadi secara alamiah saja. Saya orang biasa, anak petani yang kebetulan diberi kesempatan menjadi wakil rakyat. Jadi, ketika saya menjalani tugas sebagai wakil rakyat itu ya seperti saya menjadi rakyat biasa seperti sebelum terpilih,” ujarnya.
Kini, anak petani itu sedang memfokuskan diri dan mendedikasikan mimpi untuk membangun kota kelahirannya tersebut. Seperti diidam-idamkan masyarakat selama ini yang belum kesampaian. Ia tahu harus menapak mulai dari mana dan kebutuhan seperti apa.
Bersama Heli Suyanto, pasangan putra daerah Kota Batu itu sudah mendapatkan rekomendasi dari PKB dan Gerindra untuk bersaing dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024 mendatang. Lantas, apakah anak petani itu akan berhasil melenggang masuk ke Balai Kota Among Tani? .
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : Bagus Rachmad Saputra & M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A