Tugumalang.id – Partisipasi politik di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Pilkada 2020 terbilang rendah, yakni 60,4 persen. Dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang, Kecamatan Kepanjen sebagai ibu kota kabupaten justru tercatat memiliki partisipasi politik terendah.
Saat pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Malang di tahun 2020, partisipasi pemilih di Kecamatan Kepanjen tercatat sejumlah 54,83 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan partisipasi saat pemilu legislatif dan presiden di tahun 2019. Pada saat itu, partisipasi di Kecamatan Kepanjen mencapai 81,10 persen.
“Pada Pilkada 2020, di ibu kota (Kepanjen), partisipasi masyarakat untuk ke TPS itu yang paling rendah,” ujar Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika, belum lama ini.
Menurut pria yang akrab disapa Dika ini, penyebab rendahnya partisipasi politik di Kecamatan Kepanjen didominasi masalah pekerjaan. Banyak orang yang tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka saat hari pencoblosan.
“Banyak yang bekerja di luar daerah. Ada juga yang bekerja saat hari H pemungutan. Akhirnya mereka tidak bisa hadir saat pemungutan suara,” kata Dika.
Selain Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Ampelgading juga memiliki partisipasi politik yang cukup rendah. Akan tetapi, Dika mengatakan bahwa peningkatan partisipasi politik Kepanjen lebih diprioritaskan.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di Pemilu 2024 mendatang, Dika mengatakan KPU Kabupaten Malang akan mengoptimalkan sosialisasi.
Selain sosialisasi tentang adanya pemilu, KPU Kabupaten Malang juga akan menyebarluaskan informasi tentang peserta pemilu, latar belakang, visi misi, serta program-programnya.
Menurut Dika, kemungkinan besar masyarakat sudah mengetahui tentang adanya pemilu karena setiap rumah pasti dikunjungi oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
Lalu menjelang hari H nanti, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akan mengirimkan pemberitahuan ke setiap rumah.
“Jadi semua masyarakat pasti tahu jadwalnya. Tugas KPU itu menyebarluaskan soal pesertanya dan latar belakang, program, visi misi. Itu yang jadi prioritas kami. Tapi kalau tentang jadwal dan lain-lain mestinya (masyarakat) sudah tahu sejak awal,” pungkas Dika.
Reporter: Aisyah Nawangsari
Editor: Herlianto. A