Tugumalang.id – Kalangan lanjut usia atau lansia rencananya akan diberikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga. Saat ini, pemerintah sedang melakukan kajian strategis terkait kebijakan tersebut. Apalagi, dunia masih dihantui ancaman varian baru COVID-19 yang dinamai Omicron.
Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes RI, Siti Nadia Tirmizi menuturkan bahwa kebijakan ini akan segera dimatangkan. Pasalnya, hingga saat ini lansia yang mendapat vaksin dosis pertama masih berkisar di angka 51 persen. Sementara untuk dosis kedua masih 30 persen.
”Sehingga vaksinasi booster untuk lansia ini dirasa cukup penting. Saat ini, kita masih matangkan untuk kebijakannya,” ungkap Nadia, dalam Dialog Produktif Jumat KPCPEN, pada Jumat (3/12/2021).
Kata dia, pemerintah dalam hal vaksinasi memandang lansia menjadi sasaran prioritas karena masuk golongan rentan, setelah para tenaga kesehatan. Imunitas para lansia dinilai telah menurun meski sudah mendapatkan vaksinasi.
“Tapi tetap saja lansia yang nanti akan disasar vaksin booster lebih ngefek jika sudah dapat vaksin lengkap, baik dosis pertama maupun kedua,” jelasnya.
Nadia memaparkan jika vaksin booster ini sangat penting mengingat tingkat efikasi vaksin dosis pertama dan kedua sudah mulai menurun. Apalagi, pada kalangan lansia dan masyarakat rentan lain yang daya tahan tubuhnya rendah.
Dalam hal ini, dia menjelaskan bukan berarti tingkat penurunan efikasinya jadi nol. ”Artinya proteksi tetap ada, ditambah kekebalan kelompok yang sudah dibangun selama ini jadi satu kombinasi intervensi penanganan pandemi yang baik,” katanya.
Nadia melanjutkan, terlepas dari itu semua, kunci daripada dunia untuk lepas dari pandemi COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Terlebih, menghadapi masa tahun 2022 yang juga belum pasti, apakah pandemi benar-benar usai apa belum.
Data terakhir menunjukkan, capaian vaksinasi di Indonesia baru 95,47 juta masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap. Jumlah ini baru sekitar 45,84 persen dari target masyarakat yang akan divaksin yakni sebanyak 208,26 juta.
“Sebab itu perlu kerja sama dari masyarakat karena kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M, 3T, dan percepatan vaksinasi menjadi kunci dalam penanganan pandemi menghadapi ketidakpastian di tahun 2022 nanti,” pungkasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti