Malang, tugumalang.id – Masa keemasan perkopian di kawasan Sudimoro, Kota Malang mulai meredup. Pamornya mulai kalah seiring dengan bermunculannya tempat tempat nongkrong baru di Kota Malang. Kini, kawasan yang dahulu selalu dipadati muda mudi itu mulai sepi pengunjung.
Terpantau, sejumlah kedai kafe di Sudimoro juga tampak tak beroperasi lagi alias tutup. Sepinya pengunjung ditengarahi menjadi alasan para pelaku usaha kafe itu menurut gerainya.
“Memang setelah pandemi mereda, kunjungan kafe kafe di sini mulai menurun dan belum membaik. Beberapa waktu terakhir ini juga banyak kafe yang tutup, mulai pojok, depan dan samping samping kami,” kata Ericha, karyawan kafe eNKa Rebound yang terletak di kawasan Sudimoro.
Sepengetahuannya, beberapa kedai kafe yang telah tutup merupakan kafe kecil hingga menengah. Selain itu, kafe kafe yang tutup itu mayoritas tak terdapat fasilitas live musiknya.
“Informasinya memang pelanggannya mulai sepi. Mungkin daya tariknya sudah gak kesini karena di Malang kan sekarang banyak tempat kopian baru, mungkin kalah saing,” ungkapnya.

“Kalau di tempat kami setiap hari ada live musiknya. Ada akustik, DJ sampai dangdut. Kami juga memberikan apresiasi kepada customer kami yang mau nyumbang lagu. Mungkin itu menjadi daya tarik pelanggan kami,” imbuhnya.
Meski begitu, dia juga tak memungkiri bahwa kafe yang telah berdiri hampir 4 tahun itu saat ini juga mengalami penurunan jumlah pengunjung. Dia menyebut mayoritas pengunjungnya saat ini adalah kalangan karyawan.
“Kami rata rata sehari ada sekitar 50 pengunjung. Mayoritas pengunjung kami dari kalangan karyawan karyawan, ada mahasiswa tapi sedikit,” kata dia.

Melihat kondisi itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Kota Malang, Indra Setiyadi menyampaikan bahwa pertumbuhan jumlah kafe kafe baru di Kota Malang memang cukup tinggi. Hal itu menurutnya mempengaruhi kunjungan kafe di kawasan Sudimoro.
“Bisa jadi karena banyak tempat baru, mungkin sebagian pelanggannya bergeser. Sebaran kafe sekarang kan luar biasa,” ucapnya.
Dia memandang bahwa pengunjung kafe di kawasan Sudimoro mayoritas anak muda dari kalangan mahasiswa. Keberadaan kafe kafe baru yang lebih menarik di Kota Malang menurutnya membuat para mahasiswa sebagai pelanggan perkopian kawasan Sudimoro beralih.
“Kafe di Sudimoro sekmennya anak anak muda. Kalau musim mahasiswa masuk, harusnya masih ramai. Kalau justru tutup, maka itu perlu ada evaluasi. Mungkin ada titik kejenuhan. Jadi masing masing kafe perlu ada inovasi,” ucapnya.
Menurutnya, pertumbuhan kafe kafe baru atau tempat tongkrongan baru di Kota Malang harus menjadi pemicu bagi pelaku usaha kafe di kawasan Sudimoro untuk mulai berinovasi agar pengunjungnya tidak jenuh.
Inovasi menu, pelayanan hingga menghadirkan fasiltas menarik menurutnya bisa dilakukan pelaku usaha kafe untuk menarik dan menjaga pelanggan.
Dia menilai bahwa usaha kafe di Kota Malang masih memiliki potensi besar untuk bertumbuh. Terlebih menurutnya, Kota Malang ditinggali ratusan ribu mahasiswa yang tengah menimba ilmu di sejumlah perguruan tinggi di Malang.
“Potensinya saya lihat masih ada. Apalagi yang sekmennya anak muda atau mahasiswa. Saya lihat sekali penerimaan mahasiswa di malang itu sampai ratusan ribu. Jadi pasar itu masih ada,” bebernya.
“Tapi dengan bertambahnya jumlah kafe kafe ini para pelaku usaha kafe juga harus bisa berinovasi agar bisa lebih menjaga pengunjungnya. Semakin banyak jumlah kafe, pasti persaingannya semakin ketat,” tandasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko