MALANG, Tugumalang.id – Sejumlah masyarakat di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Gondanglegi masih belum memiliki akses sanitasi yang layak di rumahnya. Setidaknya, dua rumah di Desa Ketawang, Kecamatan Gondanglegi masih belum memiliki jamban dan memanfaatkan sungai untuk buang air besar (BAB).
Nurul Hidayah (39), warga Desa Ketawang mengatakan dirinya belum memiliki jamban yang layak. Akan tetapi ada lubang di belakang rumahnya yang ia gunakan untuk buang air besar (BAB) di saat aliran sungai di dekat rumahnya mengering.
“Kalau sungainya mengalir ya BAB ke sungai. Ini dipakai kalau sungainya mati (kering),” ujar Nurul saat menunjukkan jamban di belakang rumahnya kepada Tugu Malang ID, belum lama ini.
Jamban tersebut berupa lubang yang ditutupi batu bata saat tidak terpakai. Lubang tersebut berada di bawah ruang sederhana berukuran 1,5 x 1,5 meter beratapkan seng yang dipasang cukup rendah sehingga penggunanya tidak bisa berdiri tegak di dalamnya. Sebagai “dinding”, Nurul memasang kain dan karpet bekas mengelilingi jamban tersebut.
Lokasinya berhimpitan dengan kandang ayam. Tak ada aliran air di jamban tersebut dan tidak ada penerangan di malam hari.
Tak jauh dari rumah Nurul, berdiri rumah Sudi (40) yang juga tidak memiliki jamban. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani tersebut memanfaatkan air sungai untuk buang air dan mandi.
Apabila air sungai mengering, maka Sudi terpaksa memanfaatkan toilet umum di pom bensin yang tak jauh dari rumahnya. “Kalau sungainya mati ya ke pom bensin atau ke rumah tetangga,” kata Sudi.
Menurut pengakuan Sudi, rumah yang ia huni telah berdiri sejak zaman pemerintahan Bung Karno. Rumah yang dulunya dimiliki oleh kakeknya tersebut diwariskan turun temurun, hingga kini menjadi miliknya.
Baik Nurul maupun Sudi mengatakan bahwa rumah mereka telah disurvei oleh berbagai pihak. Akan tetapi, tidak ada tindak lanjut berupa bantuan akses sanitasi yang baik.
“Sering disurvei, tapi tidak ada apa-apa (bantuan),” kata Nurul.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Malang, Zia’ul Haq mengakui akses sanitasi yang layak masih menjadi permasalahan di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Gondanglegi. “Di Gondanglegi masih banyak (yang belum punya jamban). Malang selatan itu masih banyak,” kata Zia.
Akan tetapi, ia menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah memiliki program untuk pengadaan jamban bagi masyarakat. “Ada banyak program di Dinas Cipta Karya dan program itu berjalan. Mulai jambanisasi hingga (penanganan) rumah rusak,” jelas Zia.
BACA JUGA: Pemkab Malang Targetkan 2023 Bebas BAB Sembarangan
Banyaknya masyarakat yang belum memiliki jamban ini menjadi evaluasi atas kinerja Pemkab Malang yang dipaparkan oleh Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Otoda) Akmal Malik beberapa waktu lalu.
Menurut data yang ia miliki, baru 81,67 persen rumah di Kabupaten Malang yang memperoleh layanan pengolahan air limbah domestik. Artinya, masih ada sekitar 18 persen rumah yang belum memiliki jamban.
Ia juga memaparkan jumlah rumah yang belum mendapat akses sanitasi layak tersebut diperkirakan sejumlah 142.969 unit. “Pemkab Malang dapat melakukan intervensi kebijakan berupa penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis komunal pada kelurahan-kelurahan yang masih banyak yang tidak mengakses air bersih dan sanitasi,” saran Akmal kepada Bupati Malang pada saat itu.
Sementara itu, pada Desember 2022 lalu, Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto juga pernah memaparkan bahwa baru 60 persen desa di Kabupaten Malang yang mencapai status open defecation free (ODF). ODF artinya suatu wilayah memiliki akses sanitasi yang layak sehingga semua warganya BAB di toilet dan bukannya di sungai atau ruang terbuka lainnya.
Menurut Didik, apabila masyarakat masih BAB sembarangan, maka kualitas kesehatan masyarakat akan menurun dan bisa menyebabkan stunting bagi balita. Oleh karenanya, ia meminta ada percepatan agar lebih banyak wilayah di Kabupaten Malang yang mendapat status ODF.
“Saya mengajak para camat agar melakukan upaya percepatan. Camat juga perlu melakukan verifikasi desa yang telah memiliki akses sanitasi dasar dan ODF lebih dari 90 persen,” ujar Didik pada saat itu.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko