Tugumalang.id – Imunisasi merupakan intervensi kesehatan yang paling sederhana dan efektif serta telah terbukti memberikan banyak manfaat kepada anak-anak. Alasan itulah yang membuat pemerintah Jawa Timur gencar lakukan imunisasi.
Bahkan, hanya dalam waktu 30 hari saja sudah berhasil imunisasi sebanyak 2,2 juta anak. Tak pelak UNICEF pun memberikan apresiasi atas langkah penting Jatim tersebut.
“Sejak awal tahun, UNICEF sudah menyuarakan bahwa penurunan cakupan imunisasi rutin dan lengkap di Indonesia akan menyebabkan jutaan anak berada dalam ancaman kesehatan yang sangat genting,” ujar Kepala Kantor UNICEF untuk Wilayah Jawa, Tubagus Arie Rukmantara.
Menurut Arie, UNICEF menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan salut serta bangga atas keberhasilan Pemprov Jawa Timur dan masyarakat di 38 kabupaten-kota mengejar target BIAN.
“Ini capaian sangat penting, Jatim bekerja tanpa lelah, bersama-sama menjangkau semua anak, tanpa kecuali, agar Jatim bangkit dari pandemi dengan anak-anak yang lebih sehat yang kelak menjadi orang-orang hebat,” ungkap Tubagus Arie Rukmantara.
Di akhir periode Bulan Imunisasi Anak Nasional, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berhasil mencapai target nasonal. Meski demkian Kementerian Kesehatan tetap melakukan perpanjangan sampai dengan akhir September karena capaian imunisasi untuk tahap II ini baru mencapai 86,1%.
Arie menyampaikan di sisa waktu sampai dengan akhir bulan September ini penting untuk kita menuntaskan, sehingga tidak ada satu anak pun yang tertinggal.
“Dengan dukungan 2.438 mahasiswa Geliat Unair sebagai bagian dari KKN Tematik LPPM Unair dan 1.150 Pramuka Saka Bakti Husada yang turun menjadi relawan menyukseskan BIAN, kami optimis Jatim bisa 100% di akhir masa perpanjangan ini,” pungkas Arie, sapaan akrabnya, Tubagus Arie Rukmantara.
Dalam memitigasi ancaman kesehatan ini, pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berhasil memastikan 2.282.949 Anak mendapatkan Imunisasi tambahan Campak Rubella selama Bulan Imunisasi Anak Nasonal (BIAN) tahap II.
“Keberhasilan mencapai angka cakupan lebih dari 97% dari jumlah sasaran anak usia 09 – 59 bulan, tidak terlepas dari dukungan semua pihak, upaya para tenaga kesehatan, PKK, para kader, maupun relawan untuk memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi yang mereka perlukan,” ungkap Kepala Dinkes Prov Jatim, Erwin Ashta Triyono.
Keberhasilan ini merupakan kontribusi Jawa Timur terhadap upaya eliminasi Campak Rubella pada tahun 2023 di seluruh dunia.
Kepala Dinas P3AK Provinsi, Restu Novi Widiani, juga menyampaikan bahwa imunisasi bagian dari memberikan hak hidup anak.
“Dengan melengkapi imunisasinya, anak mendapatkan hak mereka untuk tumbuh dan berkembang secara sehat. Kita ingin mewujudkan masa depan di mana anak terlindungi, Indonesia Maju, pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” katanya
Keberhasilan Provinsi Jawa Timur merupakan upaya untuk menutup kesenjangan imunitas yang terjadi akibat tutupnya 80% layanan kesehatan selama Pandemi. Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 1.7 juta bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.
Situasi ini juga menjadi perhatian karena pada tahun 2021 kasus rubella meningkat di 25 Provinsi. Bahkan berdasarkan data global yang di publikasikan oleh WHO dan UNICEF mengungkapkan penurunan yang terbesar pada vaksinasi anak-anak dalam waktu sekitar 30 tahun.
Secara global, vaksin menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit – mencegah hingga tiga juta kematian per tahun, menjadikan vaksin sebagai salah satu kemajuan paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global. Anak-anak yang divaksinasi tidak hanya lebih sehat – mereka berprestasi lebih baik di sekolah, menghasilkan manfaat ekonomi yang mempengaruhi seluruh masyarakat.
Editor: Herlianto. A