MALANG, Tugumalang.id – Kesan mistis memang begitu erat dengan salah satu benda koleksi Museum Brawijaya Malang yakni Gerbong Bondowoso. Gerbong barang itu sejatinya menjadi saksi bisu dari kekejaman penjajahan Belanda terhadap para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Seperti diketahui Gerbong Maut yang ada di Museum Brawijaya menjadi satu dari tiga gerbong yang membawa para pejuang kemerdekaan Indonesia dari Bondowoso menuju penjara Kalisosok di Kota Surabaya. Saat itu, gerbong tersebut diperuntukkan untuk barang dan tanpa disertai ventilasi yang cukup.
Akibatnya kurang lebih sebanyak 40 orang pejuang gugur meregang nyawa di gerbong tersebut dalam peristiwa yang terjadi tanggal 23 November 1847.
Sedangkan 60 orang lainnya selamat tetapi mengalami sakit parah karena lemas. Para pejuang tidak diberi makan dan minum selama perjalanan dari Bondowoso menuju Surabaya yang kala itu ditempuh kurang lebih selama 13 jam karena lokomotif saat itu berbeda dengan lokomotif kereta api saat ini.
Baca Juga: Kisah Mistis Gerbong Maut di Museum Brawijaya Malang, Saksi Bisu Kekejaman Penjajah
Dari tiga nomor gerbong yakni GR5769, GR4416, dan GR10152. Gerbong Maut dengan nomor GR 10152 berada di Museum Brawijaya Malang. Konon gerbong tersebut yang paling banyak menelan korban jiwa sehingga kesan mistis begitu melekat di Gerbong Maut tersebut.
Tidak ingin nilai edukasi yang ada luntur oleh kesan mistis. Sejak tahun 2022 lalu, masyarakat dilarang untuk menjadikan Gerbong Maut yang ada di Museum Brawijaya Malang sebagai konten horor atau mistis.
Kepala Museum Brawijaya, Letkol. Kav. Tutur Suswantoro, S.Pd, M.I.P mengatakan bahwa pengelola Museum Brawijaya telah melakukan perbaikan di sekitar area taman tengah museum dimana Gerbong Maut berada.
Selain menambah penerangan di sekitar area Gerbong Maut, pihaknya juga menyediakan fasilitas tambahan berupa mini cafe yang dapat dijadikan tempat diskusi.
Kepada Tugumalang.id, Tutur menyampaikan ada beberapa kegiatan yang sering dilaksanakan di area Gerbong Maut yang sifatnya edukasi seperti diskusi sejarah. Hal itu memang dilakukan pengelola museum agar nilai edukasi Gerbong Maut tetap terjaga.
Baca juga: 11 Museum yang Wajib Kamu Kunjungi di Malang Raya
Sebagai benda koleksi yang sarat nilai sejarah perjuangan bangsa tidak tertutupi oleh kisah-kisah mistis yang masih perlu dipertanyakan lagi kebenarannya.
“Untuk taman tengah yang posisinya Gerbong Maut itu dibuat lebih nyaman dan malam terang benderang. Bahkan sering kita adakan semacam pertemuan, podcast, rembuk sejarah, dan sebagainya di taman tersebut. Jadi sekarang enggak ada kesan mistis,” ungkap Tutur.
Melalui perbaikan yang dilakukan oleh pengelola Museum Brawijaya Malang diharapkan label mistis tidak ada lagi di Gerbong Maut. Harapan tutur sebagai benda koleksi sejarah perjuangan dan perjalanan bangsa, sisi nilai edukasi harus lebih muncul dibandingkan yang lainnya.
“Harapannya kesan angker (mistis) itu tidak ada. Kita juga berupaya menggandeng media dan juga influencer untuk mengenalkan benda-benda koleksi yang ada di Museum Brawijaya ini,” tutupnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko