MALANG – Mantan Calon Bupati Malang, Heri Cahyono membeberkan kegiatan-kegiatan Malang Jejeg usai kalah dari Pilkada 2020.
Dalam podcast Tugu Inspirasi, ia menegaskan bahwa Malang Jejeg adalah gerakan moral dan tujuan utamanya bukanlah memenangkan pemilihan bupati.
“Malang Jejeg itu gerakan moral, tujuannya untuk perbaikan, bukan untuk jadi bupati,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keikutsertaan dirinya dan Malang Jejeg dalam Pilkada tahun lalu adalah karena mereka meyakini kekuasaan adalah alat terbaik untuk melakukan perubahan.
“Perbaikan ini butuh alat. Alat terbaik adalah kekuasaan karena ada decision maker dan sebagainya di situ,” jelas pria yang akrab dipanggil Sam HC ini.
Oleh karena itu, tidak terpilih menjadi bupati hanya berarti mereka kehilangan satu alat. Tapi bukan berarti tidak ada alat lain yang bisa digunakan untuk mewujudkan visi misi mereka.
“Karena tidak di-ijabah, tujuan untuk perbaikannya jangan pernah hilang. Ini nanti jadi gerakan apus-apusan (bohongan), jadi gerakan politik,” tandasnya.
Heri kemudian mengungkapkan bahwa Malang Jejeg saat ini menjadi counter partner pemerintah di Malang Raya. “Kalau ada satu kebijakan yang bagus kita apresiasi, tapi kalau yang tidak, akan kita kritisi,” ujarnya.
Saat ini Malang Jejeg telah berdiri di bawah Yayasan Bakti Malang Jejeg. Dengan begitu, mereka akan lebih leluasa dalam mengembangkan program-program mereka.
Yayasan Bakti Malang Jejeg memiliki 5 departemen yang bergerak sesuai bidang mereka masing-masing, yaitu Departemen Pertanian dan Peternakan, Departemen UKM dan Koperasi, Departemen Tanggap Kemanusiaan, Departemen Legal, dan Departemen Media.
Salah satu pengabdian yang dilakukan oleh Malang Jejeg adalah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya mereka saat ini adalah dengan membedah pusat-pusat kemiskinan.
Kegiatan ini dibantu oleh profesor-profesor dari perguruan tinggi seperti Insitut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, dan Kementerian Pertanian. Upaya ini diharapkan bisa membuat petani dan UKM lebih berdaya.
“Tujuannya untuk kesejahteraan, itu saja,” tegasnya.
Berbicara mengenai kekalahannya saat Pilkada 2020, Heri mengungkapkan bahwa Malang Jejeg mengeluarkan dana untuk kampanye murni untuk kepentingan sosial.
Oleh karena itu, ia tidak berhutang pada siapa pun, baik jika ia menang maupun saat kalah seperti saat ini.
“Malang Jejeg itu kegiatan sosial bernilai ibadah. Jadi tidak ada satu pun yang harus ditagih balik,” tuturnya.
Heri juga menceritakan pengalamannya didatangi oleh bandar politik yang ingin membantunya memenangkan Pilkada.
Ia dengan tegas menolak, karena bertentangan dengan prinsip Malang Jejeg yang mengutamakan kegiatan sosial berbasis ibadah.
Ia juga menolak sumbangan-sumbangan pada saat masa kampanye. Dikhawatirkan sumbangan tersebut berasal dari bandar politik dan bukan uang halal.
“Bahkan sumbangan yang diajukan saat kampanye tidak kami layani. Karena itu tidak memberikan pahala. Sumbangan setelah penghitungan suara, saat kami kalah, baru kami laksanakan,” tegas Heri.
Simak video lengkap podcast dengan Heri Cahyono, dalam video berikut ini:
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko