MALANG – Heri Cahyono atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Sam HC membeberkan upayanya untuk mencetak wirausaha berkualitas dengan mendirikan Pesantren Wirausaha Kalasuba. Hal ini ia sampaikan dalam episode terbaru podcast Tugu Inspirasi.
Memiliki 3 grup usaha dan total 1.200 karyawan membuat Heri memiliki banyak pengalaman serta sering mengamati dunia wirausaha di Indonesia.
Salah satu hal yang mengusiknya adalah jumlah pengusaha di Indonesia yang kalah secara prosentase dengan negara-negara tetangga.
“Singapura, dia entrepreneur-nya 10 persen, Malaysia 4,5 persen, Thailand juga kurang lebih sama. Sedangkan di Indonesia angkanya di bawah 2 persen, yaitu 1,6 persen,” beber Heri.
Definisi seorang pengusaha sendiri berbeda dengan usahawan. Menurut Heri, sebagian besar usahawan di Indonesia ini hanyalah pekerja yang terjebak dalam dunia usaha.
“Kalau dia menjadi tukang bakso di warungnya sendiri seumur hidupnya, maka dia bukan pengusaha bakso. Dia adalah tukang bakso yang terjebak dalam bingkai usaha,” jelas mantan calon Bupati Malang ini.
Permasalahan lain yang ada di negara ini adalah banyaknya pelatihan-pelatihan dengan branding pelatihan wirausaha, padahal apa yang diajarkan hanya teknisnya saja. Tentu itu tidak cukup untuk mencetak seorang wirausaha.
“Misalnya pelatihan bikin kue, tetapi brandingnya menciptakan wirausaha kue. Padahal nggak, (mereka) ini menciptakan tukang kue,” ucapnya.
Ia pun menyadari bahwa pelajaran menjadi pengusaha dan profesional tidak ada di sekolah. Ini menjadikan ia tergerak untuk membentuk sebuah lembaga yang bisa memberikan fasilitas bagi calon-calon pengusaha di Indonesia.
Salah satu upayanya adalah dengan mendirikan Pesantren Wirausaha Kalasuba. Tujuan pesantren ini ada dua, yaitu mencetak pengusaha dan profesional.
Di pesantren ini, para santri akan menjalani tes psikologi terlebih dahulu agar bisa diketahui bakatnya, apakah ia lebih cocok menjadi pengusaha atau profesional. Dengan begitu, kurikulum yang diberikan tidak akan salah sasaran.
Heri menegaskan bahwa apa yang dilakukan di pesantren ini akan lebih berfokus pada menciptakan perilaku dan mindset pengusaha. Menurutnya, dengan perilaku yang tepat, seorang pengusaha akan sukses di bidang usaha apapun.
“Setiap kali orang mau memulai usaha, yang pertama kali ia pikirkan adalah ia harus punya modal uang. Kami bisa membuktikan uang itu nomor sekian,” tegasnya.
Menurutnya modal terbesar yang dimiliki manusia adalah apa yang diberikan Tuhan, yaitu berupa jiwa dan raga.
Untuk itu, sangat penting menciptakan kapasitas dan kualitas pengusaha yang berfokus pada perilaku agar Indonesia bisa memiliki lebih banyak pengusaha, bukannya pekerja yang terjebak dalam bingkai usaha.
Simak video lengkap podcast dengan Heri Cahyono, dalam video berikut ini:
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Jatmiko