MALANG, Tugumalang.id – Ribuan warga Gondanglegi antusias dalam merayakan Haul Mbah Sogol yang ke-183 dengan menggelar kirab tumpeng serta makan bersama pada Rabu (17/7/2024). Warga yang mengikuti kirab menggunakan kostum serta pakaian adat serta membawa tumpeng berbagai ukuran.
Kirab tumpeng dimulai dari Kantor Kecamatan Gondanglegi menuju ke makam Mbah Sogol lama yang kini menjadi Pasar Gondanglegi. Kirab kemudian dilanjutkan ke makam Mbah Sogol baru yang ada di Jalan Hayam Wuruk, Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Peringatah Haul Mbah Sogol ini juga merupakan penanda Hari Jadi Gondanglegi yang ditetapkan pada tanggal 10 Muharram. Mbah Sogol yang memiliki nama asli Jaloed atau Jaloedro merupakan tokoh yang menyebarkan agama Islam di Gondanglegi.
Ia dipercaya memiliki kesaktian bisa mengubah buah gondang yang seharusnya pahit menjadi manis. Kesaktian ini yang kemudian menjadi cikal bakal nama Gondanglegi.
Baca Juga: Keseruan Jabutan Tumpeng di Kirab Tumpeng dan Sedekah Bumi Songgoriti Kota Batu
Penata Grebeg Suro Haul Mbah Sogol ke-183, Muhammad Mansur mengatakan masyarakat kini cukup peduli dengan sejarah Gondanglegi dan Mbah Sogol. Sejak 2010, Haul Mbah Sogol mulai rutin dilakukan setiap tahun.
“Kawula muda semua ini,” kata Mansur.
Setelah rombongan kirab sampai di makam Mbah Sogol, raturan masyarakat yang telah menanti langsung menyerbu tumpeng sayuran yang diarak. Tumpeng tersebut berisi sawi, kacang panjang, tomat, wortel, dan sayuran lainnya.
Rombongan yang telah sampai di makam Mbah Sogol langsung mengikuti doa bersama dan tahlil yang dilanjutkan dengan makan bersama. Mereka menyantap tumpeng yang dibawa saat kirab dan nasi sogol.
Nasi sogol merupakan nasi yang dimasak dengan cara dibakar di dalam bambu. Metode ini dinamakan nyogol dan sering digunakan oleh Mbah Sogol.
Baca Juga: Ratusan Warga Gondanglegi Berebut Nasi Mbah Sogol
“Beliau dinamakan Mbah Sogol karena beliau suka nyogol,” ujar Mansur.
Kirab tumpeng dipimpin oleh Bupati Malang, Sanusi. Ia turut mengikuti kirab dari titik start hingga finish. Ia mengapresiasi peringatah Haul Mbah Sogol karena ini artinya masyarakat Gondanglegi masih mengenang dan mendoakan leluhur mereka.
“Kegiatan ini merupakan peringatan haul dari anak cucu Mbah Sogol. Mereka mendoakan arwah beliau agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah dan amal-amalnya diterima. Ini bisa menggairahkan semangat bekerja, semangat membangun untuk Gondanglegi dan Kabupaten Malang,” tuturnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko