PURWOKERTO—Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mengingatkan, mengurus sepak bola di tingkat usia dini dan remaja tetap membutuhkan jiwa bisnis.
Meski demikian, pria yang juga Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik itu menegaskan, setiap pelatih dan pengurus harus meniatkan diri untuk ibadah dan selalu menjaga kekompakan dalam menjalankan aktivitas pembinaan.
Hal itu disampaikan doktor Komunikasi dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung tersebut di hadapan jajaran pengurus Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto, pada Sharing Komunikasi dan Motivasi yang berlangsung di Hotel Java Heritage Purwokerto, Minggu (11/4/2021) siang. Kegiatan tersebut merupakan kelanjutan dari sesi sharing yang sama kepada para siswa pada pagi hari sebelumnya. Dr Aqua didampingi salah seorang pengurus Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Pusat Edy Soehartono.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Harian Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto Hariyadi, Humas Wicak Arif, dan Seksi Usaha Feldi. Sedangkan para pelatih yang datang, Yudha Prayogo, Affan Shofonenuddin, Nori Abdul Bhasit, Tery Dafa, dan Fajar.
Dr Aqua Dwipayana yang telah mengumrohkan gratis ratusan orang dari royalti penjualan buku super best seller “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” itu mengingatkan jajaran pengurus, semua yang mereka lakukan terkait Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto agar diniatkan ibadah.
“Sehingga melakukan seluruh aktivitas tanpa beban. Kemudian, semuanya harus selalu menunjukkan kekompakan dalam hal apapun. Dengan begitu, potensi yang ada pada diri pengurus dapat disinergikan untuk bersama-sama memajukan Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto ini,” ungkap Dr Aqua.
Di sisi lain, pria yang pernah menjadi wartawan di beberapa media terkemuka nasional itu mengatakan mengurus sepak bola di usia dini atau remaja juga jangan dipandang sebelah mata atau amatiran.
“Para pengurus sebaiknya punya jiwa bisnis agar dapat mencari dana dari pihak ketiga untuk bermitra dengan Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto. Di daerah Banyumas ini potensinya besar sekali,” ungkap Dr Aqua sambil menceritakan pengalamannya yang telah berhasil menjual ratusan ribu eksemplar buku Trilogi The Power of Silaturahim dan mendapatkan banyak pemasang iklan dari perusahaan besar.
Hal yang sama juga supaya ditunjukkan tim kepelatihan yang harus selalu kompak dan memiliki standar pelatihan yang sama. Dengan demikian, para siswa dan orangtuanya tidak membanding-bandingkan antara pelatih yang satu dengan yang lainnya. Inilah yang harus dijaga demi menunjukkan profesionalitas lembaga sekolah sepak bola itu sendiri.
“Semua orangtua perlu dilibatkan secara aktif agar mereka ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan anaknya. Sekaligus sebagai motivator,” kata Dr Aqua.
Bersyukur
Sementara itu pada pagi harinya di hadapan ratusan siswa Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto yang berusia 6 tahun sampai 17 tahun, Dr Aqua menyampaikan wejangan agar mereka serius dan konsisten latihan dengan bersungguh-sungguh.
Pria yang dikenal aktif dalam berbagai aktivitas sosial itu mengajak semua anak untuk bersyukur karena tidak terkena penyakit Covid-19. Sementara banyak anak seusia mereka yang sedang dirawat di rumah sakit bahkan ada yang meninggal dunia karena sakit Covid-19.
“Jadi selalulah mensyukuri kesehatan yang diberikan Tuhan. Wujud syukur itu dengan berusaha secara optimal agar tetap sehat dan di mana pun berada melaksaksanakan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Dr Aqua.
Semua kesempatan itu, lanjut laki-laki yang memiliki jejaring yang luas ini, agar dioptimalkan. Jangan disia-siakan sehingga orantua yang memberikan izin tidak kecewa. Ia menegaskan pada saat latihan, semua siswa harus fokus, serius, dan sungguh-sungguh. Selalulah niatkan semua aktivitas itu tujuannya agar kelak bisa jadi pemain sepak bola profesional.
“Sehingga kelak di antara para siswa yang ada di sini bisa sehebat Bambang Pamungkas. Bambang Pamungkas, Boaz Solossa, Peri Sandria, Robby Darwis, Kurniawan Dwi Yulianto, Fakhri Husaini, Aji Santoso, dan pemain lainnya. Sedangkan di tingkat dunia ada Diego Maradona, Pele, Lionel Messi, dan Christiano Ronaldo,” ungkap Dr Aqua memberi semangat.
Dalam proses latihan, Dr Aqua berpesan agar semua siswa mengikuti dan melaksanakan secara serius dan konsisten. Ikuti dengan cermat semua yang disampaikan pelatih. Jangan ada yang membantah pelatih apalagi melawan mereka.
“Para pelatih adalah pengganti orangtua saat latihan. Jadi para siswa harus selalu menghormati mereka. Juga menyimak dan melaksanakan seluruh pesan mereka,” kata bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu. Kedua putri dan putra Dr Aqua juga dikenal aktif dan sama-sama berkiprah dalam berbagai kegiatan sosial.
Di tengah sesi Sharing Komunikasi dan Motivasi itu, Dr Aqua tiba-tiba memanggil ke depan Saelan Chandra Putra (14 tahun) dan Hikari Fatian Tamimi (14 tahun). Keduanya merupakan siswa Sekolah Sepak Bola Indonesia Muda Purwokerto yang memiliki prestasi membanggakan.
Saelan bersama Indonesia Junior Super League pernah ikut kejuaran sepak bola tingkat dunia kategori junior di Cina. Sedangkan Hikari menjadi salah seorang pemain nasional tingkat pelajar. “Mereka berdua sudah menunjukkan prestasinya. Silakan dicontoh. Tanyakan langsung kepada mereka kenapa bisa berprestasi. Pasti setiap berlatih mereka selalu serius,” tegas Dr Aqua.
Di antara semua siswa tersebut ada dua anak yang menjadi perhatian pria yang kini mencurahkan seluruh waktu dan hidupnya untuk menjalankan silaturahim itu. Mereka adalah kakak beradik Ugonna George Edward (7 tahun) dan Chidera Hilton Edward (6 tahun) yang berasal dari Afrika.
Sejak masuk ke Lapangan Veteran itu mata Dr Aqua sudah tertuju kepada dua anak tersebut. Penampilan mereka sangat mencolok, berbeda dengan para siswa lainnya. “Saya perhatikan dari tadi Ugo dan adiknya Dera semangat sekali latihannya. Contohlah mereka,” pesan Dr Aqua.
Menurut rencana, Dr Aqua dijadwalkan kembali lagi ke Purwokerto untuk melaksanakan Sharing Komunikasi dan Motivasi sedikitnya empat sesi. Pesertanya para siswa, orangtua, pelatih dan guru olah raga.