Malang, Tugumalang.id – “Hari ini kalau teman-teman masih punya nafas di media, jangan separuh-separuh,” ujar Happy Roikhan. Mantan Manager Jawa Pos Radar Kanjuruhan saat memberi materi diskusi strategi marketing di Kantor Redaksi Tugu Media Group, Senin (3/4/2023).
Dalam acara diskusi santai yang diselenggarakan Tugu Media tersebut, Happy diundang untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya menjadi seorang marketing di Perusahaan Media. Sebagai peserta, 6 orang staf dan manajemen Tugu Media ikut ambil bagian dalam diskusi.
Happy: kunci strategi marketing adalah melayani
Perempuan yang telah 19 tahun bekerja di Radar Malang ini menjelaskan bahwa kunci utama dalam marketing adalah melayani. Jika telah menguasai dan menghayati prinsip ini, maka proses pendekatan dan memperoleh klien jadi makin mudah.
“Marketing itu seni melayani. Siapa anda dan dimaanapun anda maka akan mudah. Nah anda harus punya sikap melayani, itu kuncinya” jelasnya.

Sebagai seseorang mantan manager online and digital platform Jawa Pos Radar Malang, Happy lalu bercerita jika menjadi seorang marketing handal tentu butuh waktu dan pengalaman. Ia pun telah melalui proses panjang itu.
Strategi Marketing Media: Menyelesaikan persepsi dan kebutuhan klien
Menurut Happy, persoalan pertama yang harus diselesaikan oleh seorang marketing saat menghadapi klien adalah persepsi. Hal ini akan menentukan arah pembicaraan selanjutnya. Termasuk kerja sama yang akan terjalin.
“Persepsi jadi pertama. Setelah ini selesai, baru lari ke kualitas dan harga,” terangnya.
Wanita yang kini sukses menjalani bisnis kerupuk rambak ini menyebut jika kita akan kesulitan meraba mana yang potensial jika tidak menyelesaikan urusan persepsi masyarakat pada brand kita.
Menurutnya, menjadi marketing tidak harus menghabiskan waktu dengan menarget banyak ruang dan kelompok. Ia lalu memberi saran sekaligus tantangan pada awak Tugu Media. Dapatkan menjadi media yang terdepan di wilayah sekitar kantornya, di kawasan Sawojajar.
“Aku cuma bakul rambak sapi. Tapi harus pede. Ketika kebutuhan orang bisa terselesaikan, maka orang belanja itu ndak akan mikir. Apasih selama ini kesulitan dia. Gampang banget,” jelasnya.
Strategi Marketing Lanjutan: Menganalisa Calon Klien dan Membangun Kedekatan
Strategi marketing media selanjutnya yang dipaparkan Happy adalah bagaimana membangun kedekatan dengan klien. Hal ini akan mempermudah proses penawaran dan negosiasi produk jasa yang akan ditawarkan.

Langkah pertama untuk membangun kedekatan ialah dengan mengenali bagaimana latar belakang dan aktivitas dari calon klien tersebut.
“Kenali dia, hobinya, kesibukannya, suatu saat kasih hadiah. namun niatnya silaturahmi,” jelas Happy.
Bagi perempuan yang pernah menjabat berbagai macam posisi di Radar Malang ini, semua tahapan awal itu haruslah dilakukan. Jika ingin mendapatkan hasil marketing yang diinginkan.
Happy juga berharap rekan-rekan di Tugu Media Group dapat fokus memberi pelayanan yang terbaik pada masyarakat sebagai media.
Ada sedikit tips marketing yang ia bagikan. Sesekali media butuh diferensiasi produk untuk dijual. Caranya adalah dengan hadirnya manajemen Media ditengah-tengah acara gathering yang biasanya hanya dihadiri kalangan wartawan.
Hal ini akan membawa dampak tersendiri bagi kedekatan dengan klien tersebut. Ia juga menyarankan agar turut mengajak staf dan karyawan saat manajemen mendapat undangan dari pejabat. Hal ini akan memudahkan proses kerja marketing di kemudian hari.
Belajar Mencintai Profesi Adalah Kunci Sukses
Selain berbagi pengalaman di bidang marketing, Happy juga turut memotivasi para staf Tugu Media yang hadir agar mencintai profesinya.
“Cintai profesimu, jangan karena ngatok atau ngikuti orang. Loyallah pada profesimu,” jelasnya.
Menurutnya, ganjalan hati dan perasaan haruslah selesai terlebih dahulu. Dan tentunya perasaan berat menjalani profesi marketing. Itu harus selesai duluan.
“Kalau memang anda sudah benar mencintai, pasti uenak,” pungkas Happy.
Happy pun mengajak diskusi satu persatu peserta diskusi. Menanyakan bagaimana kendala dan hal apa saja yang dirasakan saat para peserta menjadi tim marketing.
Ia lalu menyarankan pada para staf agar tidak berhitung dengan apa yang dikerjakan sekarang. Karena suatu saat nanti, kualitas kita akan dihitung dan dihargai oleh orang disekitar.
Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 16.00 WIB. “Kalau ikhlas, semua akan mudah,” ujar Happy menutup diskusi tentang strategi marketing sore itu.
Penulis: Imam A. Hanifah