‘Abd Al Haris Al Muhasibiy*
Kemarin dialog dengan Gus Menteri.
Perihal peresmian Rumah Tahfidz al Qur’an/RTQ.
Rencana diadakan pada tanggal 7 Juli tahun ini.
Insya Allah jika tidak ada aral melintang dihadiri Gus Menteri.
Aku mohon kepada beliau untuk sempatkan waktu ke UIN Maliki.
Mumpung masih jadi Menteri, nanti sulit lagi jika jadi Wapres RI.
Jika bisa hadir maka kami undang para tokoh agama terutama para kiyai.
Mendoakan Gus Menteri ketua ANSOR yang akan pimpin NKRI.
Dengan doa dan diplomasi pasti selesai masalah haji.
Jika keluarga berkenan gedung RTQ kuberi nama KH. Bisri.
KH. Bisri Mustofa seorang kiyai produktif penuh inovasi.
Penulis kitab Tafsir al Ibriz dengan makna jawi.
Menjadi pegangan para kiyai dibaca dan dipelajari.
Amat sangat mudah dipahami bahkan selalu dikaji.
Menjadi kebanggaan para ustad dan kiyai di dalam maupun di luar negeri.
Banyak orang-orang Jawa yang di luar negeri membawa kitab ini.
Mereka menjadikan Kitab Tafsir al Ibriz sebagai referensi.
Sungguh tepat jika gedung RTQ UIN Maliki diberi nama Mbah Bisri.
Sesungguhnya Mbah Bisri milik kita semua karena seorang tokoh dan kiyai.
Namun saya tetap menunggu izin keluarga Pak Menteri.
Rumah Tahfidz al Qur’an di UIN Maliki.
Menjadi simbol sebuah gerakan integrasi.
Menyatukan Sains dan Islam tak terpisah lagi.
Apalagi RTQ ditempatkan di Fakultas Kedokteran dan Farmasi.
Mencetak para dokter dan apoteker dengan semangat wahyu ilahi.
Inilah sebuah PENEBUSAN ketertinggalan UMAT menjadi terpuji.
Bahkan dengan integrasi RTQ dan FKIK menjadi kebanggaan NKRI.
Iinsya Allah jika Gus Menteri siap hadir ke UIN Maliki.
Meresmikan Gedung RTQ dengan nama KH. Bisri.
Maka akan membuka pintu-pintu yang tertutup berkat do’a para kiyai.
Meski gedung RTQ baru dibangun satu lantai.
Namun menjadi penanda semangat untuk hapalkan dan amalkan kalam ilahi.
Nggih Gus Menteri, kulo suwun sempatkan jika perlu izin pada Presiden Jokowi.
Malang, 12 Juni 2021
*Rektor UIN Maliki Malang