Oleh: ‘Abd Al Haris Al Muhasibiy
RA. Kartini kini sudah transformasi.
Menjadi generasi serba teknologi informasi.
Bukan lagi pakai sanggul dan menyendiri.
Bahkan tidak kenal dengan jarit pakaian tradisi.
Enyahkan semua yang seharusnya diwarisi.
Apalagi RA. Kartini yang di perguruan tinggi.
Bukan lagi tidak memakai bahkan sudah lupa milik sendiri.
Perlu semangat transformasi tapi tetap ada konservasi.
Habis gelap terbitlah terang dini hari.
Dengan otak cemerlang pandai dalam studi.
Bak mentari pagi dengan cahaya menyinari.
Bukan lagi simbol-simbol adobsi dari luar negeri.
Melupakan warisan RA. Kartini yang sejati.
Jaga budaya khas Indonesia dengan jeli.
Tetap moderen bahkan lebih cantik dari bidadari.
Namun tetap menjaga sirri sebagai simbol ibu pertiwi.
Kini bukan lagi diperdebatkan emansipasi.
Para wanita sudah bebas bahkan lebih-lebih.
Bahkan sudah sering unggul di atas laki-laki.
Apalagi yang harus diperjuangkan jika sudah begini.
Namun ada sih…yang bertanya apa wanita sudah ikuti ajaran Nabi.
Mungkin perlu didikonstruksi lagi..bukan masalah poligami.
Namun peran wanita atau perempuan khususnya di NKRI.
Biar balance antara tugas dan fungsi sebagai istri dan pejabat tinggi.
Bukankah begitu saudara, bapak dan ibu?
Malang, 21 April 2021
*Penulis merupakan mantan rektor UIN Maliki Malang
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id