TuguMalang.id -Tim Jelajah Jawa Bali, Mereka yang Memberi Arti, tiba di Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Al Qur’an(LP3IA), Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, pada Sabtu (3/9/2022). LP3IA adalah pesantren milik KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa dipanggil Gus Baha’.
Saat tim tiba dini hari pagi, sebagian besar santri terlelap tidur di beberapa tempat, baik di aula, di kamar, dan bebeberapa lorong.

Ada juga sebagian berada di aula sedang menghafal Al Qur’an. Salah satu dari mereka, nyamperi kami dan bertanya untuk keperluan apa larut malam berkunjung.
Setelah kami menyampaikan tujuan kami. Mereka lalu dengan ramah menyilakan kami masuk ke tempat parkir tamu di bagian belakang, tak jauh dari aula Mbah Noor.
Tak lama kemudian datang lagi santri yang berbeda menunjukkan pada kami tempat bermalam untuk tamu yang berada di gedung Mbah Syam ke arah barat dari parkiran.
Santri itu dengan jempol kanannya dan sedikit menunduk menyilakan kami beristirahat di salah satu ruangan yang memang khusus tamu. Beberapa bilik di gedung itu penuh dengan santri yang sedang beristirahat.
Sebelum kami benar-benar beristirahat, kami memastikan pada santri itu kira-kira Gus Baha’ akan salat subuh di mana.
“Beliau biasanya akan salat subuh di musala itu, tapi tidak tentu,” ujarnya kembali menunjuk dengan jempolnya ke bagian halaman depan pesantren yang memiliki 1.200 santri tersebut.
Kami pun istirahat. Belum begitu lelap, azan subuh berkumandang. Kami salat subuh berjemaah dengan para santri. Usai salat, sebagian besar santri menghafal Al Qur’an tapi ada sebagian yang main bola di lapangan tepat depan gedung mbah Syam.
Kami lalu berbincang dengan para santri tahfid di pesantren tersebut.
Muhammad Fathur, salah satu santri yang telah tinggal setahun, mengatakan bahwa dia sejauh ini berhasil menghafal Al Qur’an sebanyak 4 juz. Hafalan sebanyak itu dicicil setiap malam dan pagi.
“Saya setoran setiap hafal satu halaman. Biasanya, kalau malam ini saya baca satu halaman, maka malam berikutnya akan setoran ke senior hafalan dari halaman itu,” kata santri asal Subang tersebut.
Menurut Fathur yang masih duduk di bangku MTs tersebut tidak ada metode khusus untuk menghafal. Tetapi dia biasanya memilih menghafal di pagi hari karena pikirannya masih fresh.
“Saya ngafalin setiap pagi, enak cepat hafal,” katanya.
Hal yang sama dilakukan Alfin Lisyanto santri yang telah tinggal 2 tahun di situ. Dia telah menghafal Al Qur’an sebanyak 8 juz. Menurutnya, ada cara menghafal yang berbeda antara santri yang sudah seusia SMA ke atas dan seusia SMP ke bawah.
“Kalau sudah senior itu biasanya setoran hafalannya langsung pada Gus Baha’, kalau msih kecil setorannya pada senior yang sudah hafal,” kata dia.
Selain itu, jenis ayat dan juz yang dihafalkan juga berbeda. Bagi yang masih anak-anak ngafalinnya memulai dari surat-surat pendek di juz 30, sementara yang sudah remaja menghafal dari juz 1.
“Kalau masih anak-anak biasnya ngafalin juz 30, atau surat Yasin, Waqi’ah, Arrahman, dst,” kata dia.
Alfin mencicil hafalannya setiap pagi dan setiap sepertiga malam. Lalu setiap habis magrib dia setoran. Dia termasuk santri yang sudah remaja. Adapun untuk mempertahankan hasil hafalannya santri asal Pemalang itu mengulang secara keseluruhan hafalannya setiap seminggu sekali.
“Kadang saya gantian dengan teman untuk saling cek hafalan,” kata dia.

Selain itu, Alfin juga bercerita tentang antusiasme santri dalam menghafal Al Qur’an di LP3IA. Selain menghafal, para santri juga mendapat penjelasan dari Gus Baha’ setiap malam Selasa dua minggu sekali.
“Kalau setiap malam Rabu dua minggu sekali, pesertanya bukan santri tapi masyarakat,” katanya.
Sayangnya, tim Jelajah Jawa Bali Mereka yang Memberi Arti, tidak bisa sowan ke Gus Baha’ langsung. Menurut pengakuan dari para santri Gus Baha sudah lama tidak buka sowan pada orang. Kecuali pada keluarga gurunya, habib dan keluarga mbah Moen.
“Banyak yang datang. Ada dari Papua, Kalimantan. Tapi tak bisa bertemu beliau,” katanya
Biasanya orang hanya mengikuti pengajian Gus Baha pada Rabu malam bersama para warga.
Catatan ini adalah bagian dari program Jelajah Jawa-Bali, tentang Inspirasi dari Kelompok Kecil yang Memberi Arti oleh Tugu Media Group x PT Paragon Technology and Innovation. Program ini didukung oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, Genara Art, Rumah Wijaya, dan pemimpin.id.
Reporter: Herlianto. A
Editor: jatmiko