Tugumalang.id – Sejumlah kabar menyebutkan bahwa penyakit cacingan memiliki korelasi terhadap prestasi anak. Disebutkan, penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami sejumlah gejala yang mengganggu aktivitas belajarnya di sekolah.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Hawin Nurdiana, M.Kes., Sp.A. membenarkan bahwa penyakit cacingan memang dapat mengganggu pertumbuhan dan mengganggu prestasi sekolah.
Cacing adalah salah satu parasit yang dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan gejala penyakit. Biasanya, cacingan terjadi pada anak-anak sebab mereka belum dapat menjaga dan membersihkan dirinya sendiri.
Baca Juga: 10 Manfaat Mentimun bagi Kesehatan dan Kecantikan
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi anak khususnya yang berumur lebih dari dua tahun untuk mengonsumsi obat cacing. Menurut Hawin, ada beberapa akibat dari infeksi cacing pada anak. Yaitu dapat membuat anak lemas, lesu, pucat, serta nafsu makan menjadi berkurang.
”Jika nafsu makan anak berkurang, pertumbuhan pada anak pun akan terganggu. Jika anak lemas, lesu, dan pucat, maka saat menyerap pelajaran pun akan kesulitan,” terangnya.
Dokter yang berpraktik di RSU UMM ini menjelaskan bahwa gejala cacingan lainnya yakni muncul dalam bentuk diare yang berlendir hingga berdarah. Namun, tidak semua diare berlendir dan berdarah itu disebabkan oleh cacingan. Sehingga tinjanya harus diperiksakan lebih lanjut lagi dan mendapatkan penanganan.
Baca Juga: Kesehatan Mental Berbasis Sekolah Oleh Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang
“Jika sudah bergejala sampai mengganggu kesehatan anak, maka mengonsumsi obat cacing bisa dicoba sebagai terapi. Dengan mengonsumsi obat cacing, harapannya bisa mengatasi infeksi cacing,” jelasnya.
Tips Agar Anak Tidak Cacingan
Hawin memberikan sejumlah tips menghindari penyakit cacingan. Pertama, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), misalnya dengan mencuci tangan sebelum makan dan minum. Kedua, memakai alas kaki, utamanya di luar rumah agar kulit tidak melakukan kontak langsung dengan tanah.
Ketiga, memperhatikan kebersihan makanan. Contohnya, mencuci sayur dan buah sebelum di konsumsi. Sebab, hal itu merupakan salah satu sumber penularan. Bisa saja terdapat telur cacing pada makanan dan minuman yang ingin kita konsumsi.
Keempat, memotong kuku seminggu sekali. Kelima, mengkonsumsi obat cacing secara rutin terutama di lingkungan yang endemis. Keenam, menjaga kebersihan secara umum seperti menjaga kebersihan rumah, sprei, halaman, dan lainnya. Ketujuh, rutin mengonsumsi obat cacing enam bulan sekali.
“Misalnya ada cacing kremi yang ditularkan lewat sprei. Cacing kremi biasa keluar dari anus anak pada malam hari, sehingga kena sprei dan tempat sekelilingnya. Jika kita tidak menjaga kebersihannya, maka bisa menular ke orang sekitar,” pungkasnya.
Hawin berharap agar sekolah dan masyarakat sekitar bisa lebih sering memberikan edukasi terkait infeksi cacing. “Ini tidak boleh diremehkan. Infeksi ini akan sangat merugikan generasi Indonesia, mengingat anak-anak merupakan generasi muda Indonesia yang sangat berharga,” pungkasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A