Malang, tugumalang.id – Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang mulai menggencarkan mitigasi kebencanaan. BPBD Kota Malang juga memetakan wilayah Kota Malang yang berpotensi terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD Kota Malang, Prayitno menyampaikan bahwa wilayah yang berpotensi terjadi banjir di Kota Malang di antaranya wilayah Kedawung, Galunggung, Bareng hingga Jalan Sunandar Priyo Sudarno.
“Kami punya record kejadian banjir yang berulang. Seperti tahun lalu, banjir di Kedawung sampai saat ini masih terulang,” ungkapnya.
Sedangkan banjir di Galunggung, dia mengatakan bahwa kontur tanah wilayah itu memang cekung. Dikatakan, pemeliharaan saluran drainase yang belum optimal juga menjadi faktor penyebab air hujan dari arah selatan dan utara menggenang di cekungan tersebut.
Baca Juga: Pembangunan 34 Drainase Pemecah Banjir di Kota Malang Ditargetkan Selesai Oktober 2023
Kemudian di wilayah Bareng, Prayitno mengungkapkan bahwa ada sungai yang ukurannya mengecil. Selain itu, lahan permukiman padat di Bareng juga berada di kontur tanah yang rendah.
“Lalu potensi banjir di Jalan Sunandar Priyo Sudarmo itu juga harus diwaspadai ketika hujan lebat datang,” lanjutnya.
Menurutnya, banjir yang di Kota Malang disebabkan karena 2 faktor. Yakni faktor kesadaran masyarakat yang membuang sampah di sungai masih tinggi dan faktor jaringan saluran air atau drainase yang rendah.
“Jadi faktornya memang kesadaran masyarakat dan daya dukung konstruksi jaringan saluran air,” ucapnya.
Di sisi lain, Prayitno juga memetakan wilayah di Kota Malang yang rawan dan berpotensi tinggi terjadi tanah longsor ketika musim penghujan mendera. Dikatakan, wilayah rawan tanah longsor ada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Sungai Metro hingga Sungai Bango.
Menurutnya, kontur tanah di semua wilayah daerah aliran sungai secara alamiah memang rawan bencana tanah longsor ketika musim penghujan datang. Terlebih, jika diatasnya terdapat bangunan permukiman masyarakat.
“Sehingga kami terus mengedukasi masyarakat agar menghindari untuk bermukim atau membuat tempat usaha di sepanjang tepi DAS sungai manapun, Brantas, Metro, Bongo dan lainnya,” kata dia.
“Karena memang ini gejala alami, jika curah hujan tinggi otomatis permukaan tanah menjadi lunak. Sehingga daya dukung untuk menahan beban dari atas menjadi lebih rendah,” lanjutnya.
Dia tak memungkiri bahwa kondisi masyarakat Kota Malang yang tinggal di daerah aliran sungai atau sempadan sungai kebanyakan tak memiliki pilihan untuk tinggal di tempat yang lebih aman.
Kini, BPBD Kota Malang telah melakukan mitigasi dini untuk mengantisipasi dan meminimalisir ancaman bencana alam di Kota Malang. Seperti pemasangan 100 lebih rambu waspada bencana longsor, pemasangan 13 Early Warning Sistem (EWS) atau alaram sistem peringatan diri bencana banjir hingga menyiagakan 52 Kelurahan tangguh di Kota Malang.
Melalui Kelurahan Tangguh, update informasi cuaca ekstrem dapat disebarluaskan ke masyarakat Kota Malang melalui sosial media dan grup whatsapp. Dengan demikian, masyarakat bisa bergerak lebih dini untuk meminimalisir munculnya korban bencana alam.
“Jadi kami support penuh Kelurahan Tangguh, kami sudah edukasi mereka sepanjang tahun. Keberadaan mereka menjadi garda terdepan untuk ketangguhan masyarakat ketika terjadi bencana sosial, alam dan non alam,” tuturnya.
“Untuk mendukung kecepatan layanan, kami juga kuatkan Kecamatan Tangguh. Kami siapkan 20 personel terlatih dan peralatan seperti perahu karet hingga pompa air. Sehingga ketika ada bencana, kecamatan bersama Kelurahan Tanggug bisa cepat tanggap bencana,” imbuhnya.
Dikatakan, beberapa perangkat daerah di Kota Malang seperti DPUPR-PKP Kota Malang dan DLH Kota Malang juga melakukan pemeliharaan saluran air atau drainase. Yakni melalui program Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS).
DPUPR-PKP Kota Malang menurutnya juga tengah melaksanakan pengerjaan proyek pembangunan masterplan drainase Kota Malang. Kemudian melakukan perbaikan sejumlah plengsengan sungai bersama BBWS.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko