Tugumalang.id – Peringatan hari jadi ke-20 Kota Batu menjadi hari yang bersejarah. Di momen kilas balik ini, sejumlah pihak sadar aset bersejarah yang mengiringi perkembangan kota apel ini juga harus dirawat.
Seperti dilakukan oleh Among Tani Foundation (ATF) lewat programnya bertajuk Lenggak-Lenggok Balai Kota Among Tani. Di situ, ada misi utama mereka dalam mengenalkan Balai Kota Among Tani menjadi landmark-nya Kota Batu, seperti halnya Gedung Sate di Jawa Barat.
Humas ATF, Septi Widi mengatakan bahwa pengenalan landmark ini akan dilakukan dengan cara membuat program wisata dengan rute berkeliling dari satu landmark ke landmark yang lain.
“Termasuk nanti kita juga akan menjelaskan kisah sejarah Kota Batu. Nanti mereka akan diajak belajar sambil wisata, bisa bersepeda hingga berkuda,” katanya, pada Minggu (17/10/2021).
Menurut dia, program ini berbeda dengan program yang lain karena juga berkaitan dengan edukasi sejarah, budaya, dan alam. Termasuk sejarah dan filosofi Balai Kota Among Tani.
Menurut dia, bangunan Balai Kota Among Tani punya filosofi sendiri. Jika dilihat dari depan, seolah membentuk simbol tangan selamat datang. Artinya, warga Kota Batu adalah warga yang ramah. Sedangkan, jika dilihat dari atas, seolah membentuk tangan yang menengadah kepada tuhan. Artinya itu adalah simbol kemakmuran untuk masyarakat Kota Batu.
“Di halaman Balai Kota Among Tani juga ada patung Bung Karno sedang sungkem kepada Ibunya. Nah melalui patung tersebut ada pesan tersirat sangat mendalam,” katanya.
Tak hanya Balai Kota Among Tani, rute landmark lain juga seperti Taman Rekreasi Selecta, Bukit Jengkoang, hingga Songgoriti. Di mana di sepanjang perjalanannya, mereka akan menghayati sejarah panjang muasal Kota Batu. ”Targetnya bisa menggaet hingga 1 juta wisatawan,” harapnya.
Melalui program itu, pihaknya juga akan melibatkan pelaku wisata di Kota Batu. Mulai dari hotel, resto, travel agent dan juga bekerja sama dengan desa-desa wisata di Kota Batu.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti