Tugumalang.id – Beberapa hari terakhir, suhu udara sejumlah wilayah termasuk di Kota Malang terasa cukup membuat gerah. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso Malang membantah adanya gelombang panas di Kota Malang.
Prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso Malang, Achmad Luthfi menjelaskan bahwa cuaca panas yang melanda Kota Malang dan sekitarnya beberapa hari terakhir terjadi lantaran adanya gerak semu matahari.
“Jadi matahari itu punya yang namanya pergerakan semu, jadi seakan-akan matahari itu bergerak. Kita perhatikan itu dampak yang bisa kita rasakan salah satu di antaranya adalah kondisi yang panas,” ujarnya, pada Minggu (17/10/2021).
Menurutnya, di bulan Oktober 2021 ini, matahari berada di posisi tepat di atas wilayah ekuator. Sehingga panas yang dirasakan di sejumlah wilayah termasuk Kota Malang jauh lebih intens.
“Kemudian kondisi awan sedikit, sehingga tidak ada penghalang. Maka dampak panas yang kita rasakan itu jauh lebih terasa dibandingkan biasanya,” jelasnya.
Untuk itu, dia memastikan bahwa informasi yang beredar tentang adanya gelombang panas merupakan informasi bohong atau hoaks, karena berdasarkan data dari BMKG, panas yang kini tengah dirasakan merupakan akibat gerak semu matahari.
“Terkait gelombang panas itu hoaks. Jadi masyarakat kita memang lebih muda menerima sesuatu yang hanya informasi sesaat aja. Yang dirasakan ini dianggap sesuatu kejadian yang ekstrem, belum tentu juga. Misalnya apakah ini merupakan kondisi paling panas belum tentu juga,” paparnya.
Dia juga menjelaskan bahwa panas dan gerah merupakan hal yang berbeda. Disebutkan, panas berhubungan dengan suhu. Sementara gerah berhubungan dengan kadar kelembaban udara.
“Kalau panasnya sampai kapan, otomatis matahari bergerak terus. Pada saat matahari ada di atas kita itu istilahnya kulminasi. Kemudian dia akan mencapai titik paling selatan pada periode akhir Desember,” bebernya.
Kemudian pada akhir Desember 2021 sekitar tanggal 20 itu, matahari akan mulai bergerak ke arah utara. Di sisi lain, dia juga mengatakan bahwa sekitar Februari hingga Maret 2022, matahari juga akan berada tepat di atas Kota Malang.
“Tapi dampak yang dirasakan akan berbeda karena hujan sudah mulai banyak. Kemudiaan awan juga sudah banyak sehingga dampaknya bisa berbeda,” jelasnya.
Reporter: M Sholeh
Editor: Lizya Kristanti