JOMBANG — Mengakhiri Safari Ramadhan di Jatim, CEO Paragon Technology and Innovation (PTI), Salman Subakat, dan rombongan melaksanakan silaturahmi di tiga Pondok Pesantren di Jombang, Jumat (23/4). Tiga pondok pesantren itu adalah Ponpes Tebuireng, Ponpes Mambaul Maarif, dan Ponpes Bahrul Ulum. Turut pula dalam rombongan motivator nasional Dr. Aqua Dwipayana, dan Ketua Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP), Nurcholis MA Basyari.

Pagi hari rombongan mengawali kunjungannya di Ponpes Tebu Ireng, di Desa Diwek, Kecamatan Cukir, Rombongan menyempatkan lebih dulu ziarah ke kompleks pemakaman keluarga KH Hasyim Asy’ari.
Usai ziarah ke makam, rombongan diterima Pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfud atau akrab dipanggil Gus Kikin. Turut pula mendampingi Gus Kikin, Hj. Lili Chodidjah Wahid, adik kandung Gus Dur, yang juga mantan anggota DPR RI.

Pertemuan berlangsung sekitar 1 jam. Gus Kikin berbicara banyak terkait pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 di Ponpes Tebuireng. Mulai dari pelaksanaan 3 M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak dan menghindari kerumunan).
”Pondok juga menyiapkan ruang isolasi mandiri, untuk menjaga kemungkinan ada santri yang mungkin terdampak COVID-19. Namun, alhmadulillah hingga kini tidak ada yang terkena,” kata Gus Kikin, kepada para tamunya.

Bahkan Pondok juga memberlakukan tatap muka 50 % sejak awal, untuk sekolah umum yang dikelola Ponpes Tebuireng. ”Sudah kami berlakukan sejak awal di lingkungan sekolah umum milik pondok dalam pertemuan tatap muka. Jadi secara bergiliran,” ujarnya.
Demikian pula untuk ngaji kitab (sorogan), para santri juga wajib jaga jarak. dan tetap pakai masker selama pengajian.
Sementara itu CEO PTI, Salman Subakat, mengapresiasi kegiatan pendidikan di Ponpes Tebuireng. Baik untuk pengajiannya maupun untuk sekolah umum. Untuk itulah Paragon memberikan support pada Tebuireng dan bekerja sama dengan organisasi nirlaba NU Circle, sebuah organisasi yang beranggotakan para warga Nahdliyin, yang secara kultur rindu dengan rumah besar NU.
”Saya mewakili Paragon, memberikan support sepenuhnya untuk program peningkatan metoda pengajaran matematika ini khususnya di lingkungan pesantren. Sebelumnya, kami juga memberikan beasiswa melalui program Paragon Scholarship kepada mahasiswa dan mahasiswi di Indonesia. Nah, sekarang kami memasuki dunia pesantren. Oleh karena itu, pada kesempatan awal safari Ramadhan di Jatim ini, kami kunjungi tiga ponpes. Nantinya kami akan mengunjungi pesantren lainnya di tanah air,” katanya.
Langkah memasuki dunia pesantren ini, kata alumnus Tehnik Kimia ITB, merupakan kepedulian Paragon untuk kemajuan dunia pendidikan di tanah air. Baik itu di sekolah umum, maupun sekolah di lingkungan dunia pesantren. ”Pendidikan di dunia pesantren ini merupakan pendidikan yang asli dan tertua di tanah air, karena perannya untuk memasukan masyarakat Indonesia tidak bisa diabaikan begitu saja,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum NU Circle, Gatot Priyo Utomo, yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan, bahwa program dikhususkan untuk guru SD atau MI. ”NU CIRCLE berkolaborasi untuk melatih guru-guru MI dalam pendidikan matematika bernalar dan kontekstual,” katanya.
Kunjungi Mambaul Maarif dan Bahrul Ulum
Usai melakukan kunjungan ke Ponpes Tebuireng, Salman Subakat, yang juga sempat bermalam di ponpes, berserta rombongan melanjutkan kunjungan ke Museum Hasyim Asyari, yang terletak di belakang pondok pesantren. Rombongan juga menyempatkan melihat langsung Rumah Sakit Hasyim Asyari yang sudah diresmikan namun belum beroperasi.
Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan ke Ponpes Mambaul Maarif. Sekaligus shalat Jumat di Masjid Jami Mambaul Maarif, sebelum silaturahmi pada Pengasuhnya.

Usai Usai shalat Jumat rombongan yang kali ini juga bersama pengurus NU Circle, Hj. Lili Chodidjah Wahid, bersilaturahmi dengan Pengasuh Ponpes Mambaul Maarif, KH Abdussalam Shokhib atau akrab dipanggil Gus Salam. Pada kesempatan tersebut, Gus Salam, menyampaikan atensinya atas kunjungan Salma Subakat, Aqua Dwipayana, beserta rombongan.
”Ya seperti inilah keadaan pondok pesantren, kami sangat terbuka untuk dukungan demi memajukan dunia pendidikan di Pesantren Mambaul Maarif,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Salman Subakat, sekali lagi menegaskan kepedulian Paragon pada dunia pendidikan di tanah air. Melalui pendidikan bisa mengubah perubahan sosial, seperti tindakan kriminal yang terjadi akibat kurangnya pendidikan. Oleh karena itu, aksi safari Ramadhan di tiga ponpes di Jatim, merupakan bagian dari dukungannya Paragon pada dunia pendidikan di pesantren.
Sementara itu di Pesantren Bahrul Ulum, rombongan diterima Ismu, perwakilan MI Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang. Pada kesempatan tersebut Hj Lily Wahid mengatakan, mencoba berupaya mengembangkan metoda pembelajaran matematika, sehingga membuat anak-anak itu senang. Karena itu melalui NU Circle.
”Melalui metoda ini, akan membantu menaikkan kemampuan matematika anak-anak SD. Dan itu sangat dibutuhkan untuk kemampuan dasar ilmu Faraid (ilmu waris), apalagi kemampuan matematika anak-anak Indonesia ini nomer dua dari bawah di seluruh dunia,” katanya.
Menurut Lily, metoda ini akan diajarkan pada setiap guru SD atau MI. Nantinya ada TOT (Training of Trainer) untuk para guru, yang nantinya bisa ditularkan ke guru lainnya. ”Metoda ini sangat penting, karena meningkatkan kemampuan matematika sejak dini,” katanya.
Sementara itu Salman Subakat, mengatakan sepakat dengan metoda pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan matematika anak-anak SD. Karena ini merupakan basic need bagi siswa untuk pembelajaran lebih lanjut. ”Metoda ini bagus, karena itu harus disebarluaskan sehingga kemampuan matematika anak-anak SD lebih baik. Saya sangat mendukung program ini, ini bagian dari kepedulian Paragon pada dunia pendidikan,” ujarnya.
Reporter: Sujatmiko
Editor: Sujatmiko