TuguMalang.id – Di tengah santernya perkara pelecehan hingga kekerasan seksual yang menjerat pendirinya, Julianto Eka Putra (JE), sekolah SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) justru memberikan respon tak terduga atas gemuruh kabar yang melanda sekolah ini.
Hal ini tampak dari unggahan media sosial milik sekolah dimana para alumni dan juga siswa sekolah yang membuat petisi dengan tagar #SaveSPI, #SPIBaikBaikSaja hingga #BebaskanKoJul. Petisi ini diunggah bertepatan dengan proses penahanan terhadap terdakwa JE pada Senin (11/7/2022).
Kepala Sekolah SMA SPI Kota Batu Risna Amalia Ulfa saat dihubungi membenarkan hal ini. ”Iya, petisi itu dibuat oleh para siswa, mahasiswa dan alumni SPI sebagai respon atas perkara yang mengganggu aktivitas sekolah,” kata Risna dihubungi.
Petisi itu dibuat sebagai respon atas perkara yang cukup berdampak pada aktivitas pendidikan di sekolah. Salah satu pembuat petisi, RMD saat dihubungi membenarkan sikap tersebut.
Menurut dia, gemuruh pemberitaan yang sedang banyak membahas tentang masalah yang menjerat salah satu Founder SPI itu cukup berdampak bagi kondisi psikis siswa. Mereka khawatir kondisi itu akan berpengaruh pada keberlangsungan aktivitas sekolah siswa.
Petisi ini, kata RMS dibuat dan ditandatangani oleh ratusan siswa dan mahasiswa bertuliskan Save SPI hingga SPI Baik-Baik saja. Total kata dia ada sekitar 200 orang yang terlibat dalam pembuatan petisi ini.
“Petisi itu dibuat untuk menyampaikan bahwa kami baik-baik saja disini. Kami belajar banyak dari SPI dan kami tahu betul bahwa pemberitaan di luar sana tidak benar,” kata RDM yang saat ini menjadi mahasiswa di STK Selamat Pagi Indonesia.
RDM menambahkan jika dirinya, termasuk alumni dan siswa yang tengah mengemban pendidikan di sekolah tersebut merasa nyaman di tempat ini. Semua itu dibuat atas inisiatif siswa dan mahasiswa yang berharap gejolak yang ada bisa berhenti.
”Kami sendiri yang pernah dan tinggal disini, yang tahu betul apa yang pernah dan sedang terjadi di sini.
Seperti diketahui, perkara ini kembali mencuat ke permukaan setelah korban terdakwa mengadu di podcast ternama Deddy Corbuzier. Di tengah hiruk pikuk kabar itu, anak-anak peserta didik di SMA SPI Kota Batu kerap menerima lontaran pertanyaan dari orang sekitarnya yang cukup mengganggu psikis dan mental para siswa sehingga mengganggu konsentrasi belajar.
Namun dikatakan, Kepala Sekolah SMA SPI Kota Batu Risna Amalia Ulfa menuturkan jika aktivitas di sekolah tetap berjalan normal. Meski di sisi lain, perkara itu juga cukup berdampak, baik terhadap kondisi psikis siswa hingga pendanaan donatur.
Sebagai pelaksana kegiatan sekolah sehari-hari, Risna berusaha fokus meneruskan berbagai kegiatan pendidikan yang ada. ”Kami sampaikan juga ke mereka agar fokus sekolah. Sayang kalau pendidikannya tidak lanjut,” kata Risna.
Beruntung sebagian besar anak didiknya punya komitmen penuh untuk belajar sehingga mampu mengrsampingkan berbagai kabar buruk tersebut.
”Pelan-pelan, mereka mulai ingat komitmen di awal untuk disini belajar. Sebelumnya mereka juga ngerasa resah dan takut. Meski cuman pertanyaan saja kan ngaruh ke psikis mereka,” terangnya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id