Tugumalang.id – Beberapa buku tentang self love menawarkan pandangan unik tentang bagaimana mengembangkan cinta pada diri sendiri dan mengatasi tantangan dalam hidup. Self love memang lagi digandrungi oleh banyak orang belakangan ini seiring meningkatnya persoalan mental health.
Banyak orang meyakini self love ini menjadi salah satu cara untuk meminimalisir persoalan mental health yang ditengarai sebagai limbah kemajuan teknologi di tengah-tengah masyarakat. Lima buku yang akan dibahas ini diharapkan dapat membantu Anda menemukan sumber inspirasi untuk memperkuat self love Anda.
1. Tak Apa-apa Tak Sempurna (The Gifts of Imperfection)
Dalam buku terlaris menurut New York Times ini, Dr Brené Brown, sang penulis, mengajak kita untuk belajar menerima diri apa adanya. Kita tidak terlalu mencemaskan “apa yang orang lain pikirkan” tentang diri kita, sehingga kita bisa lebih mencintai diri sendiri apa adanya.
Baca Juga: Cepat Ngantuk saat Baca Buku? Coba 5 Tips Ini
Tidak apa-apa jika kita tidak sempurna. Dia mengajari cara untuk menjalani hidup dengan sepenuh hati, dengan merangkul kerapuhan dan kerentanan kita, serta menumbuhkan keberanian, belas kasih, dan keterhubungan.
Menjalani sepuluh pilar petunjuk kekuatan hidup dengan Sepenuh Hati—sebuah cara yang ditawarkan oleh Dr Brené Brown untuk terlibat dengan dunia—akan membuat kita menjadi lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih bersyukur.
Judul: The Gift of Imperfection: Tak apa-apa Tak Sempurna
Penulis : Brene Brown
Alih bahasa : Susi Purwoko
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 220 hlm.
2. Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang
Seringkali, kita dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki sikap kasar. Entah itu orang-orang yang ada di dekat kita atau mungkin orang yang kita temui di jalan. Kita sendiri tidak tahu bagaimana cara memberitahu mereka tentang sikapnya yang sudah melewati batas tanpa bersikap emosional.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Buku di Malang Raya
Jika kamu adalah orang yang selalu berkata “iya” dan tidak berani menolak atau menegur seseorang yang bahkan sudah membuatmu tidak nyaman, maka kamu perlu membaca buku ini. Buku Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang” ini ditulis Jeong Moon Jeong, Korea Selatan.
Di dalam buku ini, kamu akan menemukan banyak penjelasan mengenai cara-cara yang cukup efektif untuk menghadapi orang-orang kasar dan bagaimana caranya berkata tidak pada hal yang membuat kita tidak nyaman.
Cerita yang disajikan dalam buku ini mengajarkan kepada para pembaca untuk tidak berkecil hati jika bertemu dengan orang-orang kasar. Sebab, ada banyak sekali cara yang bisa kita gunakan untuk menyampaikan peringatan kepada mereka dengan cara yang berkelas dan tetap dengan keadaan tenang serta tersenyum.
Orang-orang kasar yang terkadang kita temui mungkin sebenarnya tidak terlahir kasar. Perlu kita pahami bahwa seseorang bisa berganti pakaian sesuai dengan peran mereka. Namun ada kalanya juga lupa untuk melepas dan mengganti pakaian tersebut.
Jika diibaratkan, hubungan manusia itu bagaikan permainan jungkat-jungkit. Jika ada salah satu yang lebih berat, maka permainan tidak bisa dilanjutkan lagi. Mungkin permainan bisa dilanjutkan lagi dengan syarat salah satu pemain harus mengalah. Tapi jika hal tersebut terjadi secara berulang, maka lama kelamaan tentu akan ada pihak yang merasa kesal.
Judul : Tak Mungkin Membuat Semua Orang Senang
Penulis : Jeong Moon Jeong
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2019
Tebal : 206 hlm.
3. Seni Bersikap Bodo Amat
Buku ini menceritakan kisah Harles Bokowski, seorang pecandu alkohol, penjudi, kasar, pelit dan tukang utang yang suka berjudi dengan wanita. Ia bercita-cita menjadi seorang penulis. Karya Bukowski selalu ditolak oleh hampir semua majalah, namun ia tidak menyerah dan terus menulis dan mengarang puisi.
Baca Juga: Meningkatkan Hubungan dengan Diri Sendiri Ala Buku ‘The High 5 Habit’
Tumpukan kertas yang menggunung dan merendahkan karyanya menumpuk sampai ia menjadi editor sebuah majalah pada usia 50. 30 tahun kehidupannya hampir seluruhnya tidak berarti dalam bayang-bayang alkohol, narkoba, perjudian dan prostitusi yang sudah terlalu lama.
Sampai akhirnya ia sukses dengan judul novel pertama post office ‘Didedikasikan untuk tak seorang pun’. Popularitasnya melampaui harapan setiap orang. Popularitasnya jauh melebihi ekspektasi. Meskipun dia sukses, dia tetap seperti dirinya dengan minum, menggunakan narkoba, dan bermain wanita. Sukses tidak mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Baginya cuek dan masa bodoh adalah cara mudah untuk mengubah harapan hidup dengan memilih apa yang penting, karena hidup pada dasarnya hanyalah serangkaian masalah yang tidak pernah berakhir.
Buku ini menceritakan kisah nyata hidupnya saat ia memiliki banyak masalah yang membuatnya lebih kuat dan mencapai tujuannya. Itulah mengapa bersikap bodo amat adalah kunci untuk menyelamatkan diri dan dunia, dengan tidak mengambil pusing ketika mempunyai masalah dan merasa buruk.
Itu artinya kamu sudah memutus lingkaran setan. Kematian juga menjadi alasan kenapa kita harus bersikap cuek dan bodo amat karena kita dan orang yang kita kenal akan meningal suatu saat nanti. Oleh karena itu jika kita memperdulikan sesuatu tanpa pertimbangan yang matang maka hidup kita akan kacau.
Judul buku : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Pengarang : Mark Manson
Penerbit : Gramedia
Jumlah halaman: 247 hlm.
4. Filosofi Teras
“Kita memiliki kebiasaan membesar-besarkan kesedihan. Kita tercabik di antara hal-hal masa kini dan hal-hal yang baru terjadi. Pikirlah apakah sudah ada bukti yang pasti mengenai kesusahan masa depan. Karena sering kali kita lebih disusahkan kekhawatiran kita sendiri,” kutipan kata bijak Seneca, filsuf Soal. Kutipan ini ada dalam buku tersebut.
Buku ini pada awalnya menceritakan tentang sebuah survei kekhawatiran nasional yang semakin masif sekaligus menyajikan tentang sekilas kehidupan si penulis yang dipenuhi oleh emosi negatif yang berlebihan. Lalu, lebih dari 2000 tahun lalu sebuah mazhab filsafat menemukan akar masalah dan solusi dari banyaknya emosi negatif.
Ya, Stoisisme atau filosofi Stoa, namun penulis lebih memperkenalkannya dengan “Filosofi Teras” yang merupakan filsafat Yunani-Romawi Kuno yang dapat membantu kita dalam mengatasi emosi negatif serta menghasilkan mental seseorang menjadi tangguh dalam menghadapi naik turunnya kehidupan.
Dalam buku tersebut, filsafat Stoa digambarkan secara sederhana dengan inti dikotomi kendali nasib manusia sehingga dari dikotomi kendali tersebut, manusia dapat menentukan hal-hal yang dapat membuatnya bahagia maupun tidak.
Buku Filosofi Teras ini sangat berbeda dengan buku filsafat lainnya karena filosofi teras (Stoa) digambarkan dengan analogi kejadian yang real di kehidupan sehari-hari dan penggunanan bahasa yang sesuai dengan Generasi Milenial dan Gen-Z.
Pada setiap bab Filososfi Teras terdapat pelajaran yang bisa diambil, salah satunya yaitu dalam menjalani kehidupan harus selaras dengan alam. Di mana kehidupan berjalan sesuai kehendak pencipta-Nya dan selaras dengan alam itu berarti kita harus mengandalkan akal kita agar tidak terbawa arus yang menyimpang.
Apalagi sekarang ini banyak di antara kita yang menggunakan medsos dan sering ditemui berita hoaks, sehingga kita tidak boleh terbawa emosi dan tidak baperan. Satu hal yang haru kita ingat, jangan terlalu memikirkan hal yang belum terjadi ke depannya, biarkan berjalan sebagaimana mestinya, namun tetap diiringi dengan effort supaya mendapat hasil yang maksimal.
Judul : Filosofi Teras
Penulis: Henry Manampiring
Penerbit: PT Kompas Media Nusantara
Tahun Terbit: 2018
5. Berani Tidak Disukai
Membaca buku ini bisa mengubah hidup Anda. Jutaan orang sudah menarik manfaat darinya, dan sekarang adalah giliran anda. Berani Tidak Disukai, yang sudah terjual lebih dari 3,5 juta eksemplar, mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam yang memungkinkan Anda meraih kebahagiaan yang hakiki dan menjadi sosok yang Anda idam-idamkan. Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih?
Berani Tidak Disukai menyajikan jawabannya secara sederhana dan langsung. Berdasarkan teori Alfred Adler, satu dari tiga psikolog terkemuka abad kesembilan belas selain Freud dan Jung, buku ini mengikuti percakapan yang menggugah antara seorang filsuf dan seorang pemuda.
Dalam lima percakapan yang terjalin, sang filsuf membantu muridnya memahami bagaimana masing-masing dari kita mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi orang lain.
Buku yang kaya kebijaksanaan ini akan memandu Anda memahami konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin Anda berlakukan bagi diri Anda.
Judul: Berani Tidak Disukai
Penulis: Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 9 September 2019
Jumlah Halaman: 352 halaman
Penulis: Rahayu SJ/Magang
Editor: Herlianto. A