LUMAJANG – Sejak diterjang lahar dingin Gunung Semeru, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang terpaksa hidup bergantung pada genset di malam hari. Hingga saat ini, Senin (6/12/2021), desa paling terdampak ini belum juga teraliri listrik.
Kondisi ini dibenarkan Ari, 50, warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, aliran listrik di sana sudah terputus sejak kejadian banjir lahar. Beruntung di tempat pengungsian disediakan genset untuk penerangan sehingga dia memilih tidur di tempat pengungsian.
”Sebenarnya bisa saja tidur di rumah karena sudah mulai saya bersihkan sedikit-sedikit. Tapi saya takut karena sepi dan gelap juga,” aku dia, Senin (6/12/2021) malam.
Sebenarnya, dia juga khawatir kalau meninggalkan rumahnya pada malam hari karena keamanan harta benda dirumahnya tidak terjaga dengan baik. Dia mengaku selama 3 hari ini sudah kehilangan banyak barang berharga.
”Rumah saya kan toko banyak yang hilang kayak tabung gas. Kondisi kalau malam hari kan memang sepi dan gelap,” jelas dia.
Sebab itu, dirinya berharap aliran listrik bisa kembali diperbaiki sehingga membuat dirinya tidak semakin merugi. Hal senada dikatakan Fauzi (20) yang juga membuat operasional warungnya bergantung pada genset.
Mau tidak mau, kata Fauzi, dirinya harus rela merogoh kocek lebih untuk mengoperasikan genset demi keberlangsungan warungnya. Warungnya jadi banyak jujugan warga dan relawan yang sedang bertugas.
”Ya mau bagaimana lagi namanya juga musibah. Tiap hari sejak Sabtu kemarin itu pakai genset,” aku Fauzi yang juga rumahnya ikut terdampak endapan material vulkanik.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Jatmiko