Oleh: drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM, Founder RSU Wajak Husada dan Area Vice President Global Entrepreneur Profesional (GENPRO) Jatim Tapal Kuda
Tugumalang.id – Permasalahan yang sering muncul pada busines owner UMKM adalah mereka merasa sudah menjalankan dan membangun bisnisnya dengan sangat perfect, bahkan sebagian sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, akan tetapi mereka tidak memahami esensi dari bisnisnya itu sendiri, tidak bisa mendefinisikan bisnisnya dengan baik dan detail.
Akibatnya, tidak sedikit para pelaku UMKM yang baru saja membuka bisnis, baru saja jualan, atau bahkan sudah cukup lama bisnis, pada akhirnya tutup alias gulung tikar, karena bisnisnya gitu-gitu aja dan tidak megalami pertumbuhan.
Bisnis adalah “infinite game”, yakni sebuah permainan yang tidak ada batasnya, hari ini boleh jadi bisnis atau produk kita yang merajai di pasaran, akan tetapi bisa jadi keadaannya sudah berubah di kemudian hari, bisa jadi bisnis atau produk dari kompetitor menjadi raja di pasaran karena inovasi – inovasinya, sehingga produk mereka lebih di terima oleh customer.
Sebagaimana kisah masyhur maskapai penerbangan southwest airline di Amerika Serikat, maskapai yang sudah sejak lama tidak bisa memenangi market share industri penerbangan di Amerika ini, harus berpikir keras bagaimana caranya agar situasinya berbalik 180 derajat. Southwest airline akhirnya memutuskan membuat sebuah inovasi dengan mengubah paradigma pelayanan di maskapai penerbangan sebagaimana di transportasi darat.
Southwest Airline mampu menjawab kebutuhan customer pada segmen pengguna kendaraan bus, di mana mereka butuh kecepatan sampai di tujuan, kemudahan dalam menggunakan jasa transposrtasinya, jam operasinya yang lebih banyak, dan harga tiket yang lebih murah, semurah naik bus.
Tidak dapat dipungkiri, strategi inovasi yang dilakukan oleh southwest ini mampu menjadi leverage dan sekaligus mengantarkannya pada posisi market leader di maskapai penerbangan Amerika, dengan 680 pesawat, 45.000 karyawan dan mampu menerbangkan 1 juta penumpang dalam setahun.
Kemampuan southwest airline dalam memanajemeni persaingan maskapai penerbangan di Amerika ini adalah sebuah gambaran bahwa infinite game yang ada di dalam bisnis. Jika bisa dimanajemeni dengan baik, yakni dengan terus melakukan inovasi yang bertumpu pada keinginan customer (buyer value), maka masa hidup bisnis kita akan lebih panjang.
Strategi yang dilakukan oleh southwest airline ini mengantarkannya pada sebuah kondisi yang disebut dengan “winning zone”. Winning zone adalah sebuah kondisi ideal untuk bisnis kita, di mana apa yang diinginkan oleh customer klop alias cocok dengan kompetensi yang bisa dilakukan dalam bisnis kita, produk atau jasa dari bisnis kita mampu menjawab kebutuhan dan permasalahan customer.
7 Strategi Winning Zone
Ada tujuh strategi yang bisa dilakukan agar produk dan bisnis kita sebagai pelaku UMKM bisa senantiasa berada pada “winning zone.” Pertama, pastikan bisnis kita memiliki keunggulan operasional (operational excellent).
Memiliki keunggulan dalam operasional bisnis adalah syarat dan kompetensi mendasar yang harus dimiliki oleh pelaku UMKM. Operational excellent itu seperti ketepatan dalam waktu pelayanan, kecepatan dalam pelayanan dan kemudahan dalam mengakses produk atau jasa kita.
Kedua, proses produksi yang unggul (excellent production process). Keunggulan dalam proses produksi adalah kunci mendasar kedua yang harus dimiliki oleh UMKM. Keunggulan dalam proses produksi di bisnis kita sekaligus akan menjadi jaminan kualitas terhadap produk atau jasa yang kita tawarkan kepada customer. Excellent dalam proses produksi adalah volume produksi bisa kontinyu dan dalam jumlah besar, akan tetapi dalam waktu yang sama kualitas produk dan jasa tetap terjamin.
Ketiga, biaya produksi yang rendah, juga menjadi syarat mutlak agar produk atau jasa kita bisa kompetitif di tengah-tengah pasar dan di tengah persaingan dengan memastikan seluruh proses produksi pada binsis kita berada pada level biaya yang terendah.
Biaya produksi akan berkorelasi pada penentuan harga akhir atau tarif yang diberikan kepada customer, oleh karenanya faktor penentu harga ini harus dipastikan pada biaya terendah agar produk dan jasa kita bisa kompetitif.
Keempat, kepemimpinan produk (product leadership), agar bisa memenangi persaingan maka produk atau jasa kita harus benar-benar selalu berada pada puncak kurva inovasi. Memang tidak selalu dengan harga murah produk kita akan menjadi pemimpin di pasaran, akan tetapi yang terpenting adalah jaminan kualitas, mutu, keamanan dan inovasilah yang akan mampu menjadikan produk kita menjadi pemimpin di pasaran.
Kelima, kedekatan pelanggan (customer intimacy), customer itu ibarat aliran darah bagi tubuh manusia, dia menjadi penentu atas keberlangsungan bisnis kita, oleh karenanya pengelolaan customer ini harus menjadi perhatian serius bagi para pelaku UMKM, karena bisa dikatakan hidup dan matinya bisnis kita ada di tangan customer.
Berbicara tentang kedekatan dengan customer, maka kita sedang berbicara tentang bagaimanakah membuat pengalaman yang terbaik dengan customer ketika menggunakan produk atau jasa kita. Karena semakin tinggi customer experience terhadap brand, service dan produk kita, maka akan semakin kuat kedekatan bisnis kita dengan customer.
Keenam, massive digital dan IT system, di masa distruption era seperti sekarang ini mutlak dibutuhkan kompetensi bagi setiap UMKM terhadap semua platform digital. Terlebih lagi, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini adalah dari segmen Gen X, Gen Z dan Generasi milenial, di mana mereka hidupnya sebagian besar dihabiskan dengan mengoperasikan internet. Maka, menjadi wajib bagi UMKM untuk secara masif memasarkan produknya lewat digital dan menguasai seluruh platform IT system.
Ketujuh, word of mouth dan testimony building, salah satu resep termujarab untuk semakin menguatkan positioning produk atau jasa kita di pasar adalah dengan menggunakan metode testimoni dan metode marketing “mouth to mouth”. Calon customer akan semakin yakin dan percaya untuk menggunakan produk atau jasa kita, jika ada bukti nyata dari customer yang telah menggunakan produk atau jasa kita.
Oleh karenanya, seorang busines owner UMKM harus bisa memastikan bisnisnya berada pada “winning zone” dengan menerapkan tujuh langkah di atas yang berbasis pada “buyer value”, karena winning zone adalah posisi ideal buat bisnis kita. UMKM bangkit…UMKM bisa..!
Editor: Herlianto. A