Kota Batu, Tugumalang.id – Masyarakat Kota Batu, Jawa Timur diimbau tetap waspada dengan penyebaran penyakit kusta. Meski Kota Batu bukan merupakan daerah endemis kusta, tapi setiap tahunnya masih ditemukan 1-3 orang penderita kusta baru.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati menuturkan jika tingginya angka kunjungan Kota Batu punya kontribusi dalam penyebaran penyakit ini.
”Selain itu juga pengiriman produk pertanian keluar Kota Batu dimana ada interaksi penduduk dengan warga berbagai kota menjadi potensi munculnya penyakit ini,” bebernya, Senin (29/1/2024).
Baca Juga: Dinkes Kota Batu Himbau Waspadai Kasus Gagal Ginjal pada Anak
Kendati begitu, lanjut Susan, kusta bukan penyakit yang mudah menular. Kusta disebabkan kuman mycobacterium leprae yang menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya.
Kusta yang merupakan penyakit menular, menahun terbagi menjadi 2 jenis yaitu kusta kering (PB:Pausi Basiler/kuman sedikit) dan kusta basah (MB: Multi Basiler/kuman banyak).
Kusta bukan penyakit karena kutukan, makanan maupun keturunan. Penularan kusta dapat terjadi karena penderita kusta yang tidak diobati kepada orang lain yang kontak lama dengan penderita (biasanya pada orang yang tinggal serumah atau tetangga dekat) melalui pernapasan (udara).
Tidak semua orang serta merta tertular kusta begitu kontak dengan penderita. Secara statistik hanya 5 % saja yang akan tertular. Sebagai ilustrasi : dari 100 orang yang terpajan, 95% di antaranya tetap sehat, 3 % tertular dan sembuh sendiri tanpa obat, sedangkan 2 % lainnya menjadi sakit dan perlu pengobatan
Baca Juga: Rembuk Stunting, Upaya Dinkes Kota Batu Intervensi Kasus
Penularan dari penderita kusta yang tidak diobati kepada orang lain yang kontak lama dengan penderita (biasanya pada orang yang tinggal serumah atau tetangga dekat) melalui pernapasan. Karena itu penyakit kusta dapat dikatakan penyakit menular yang sulit menular.
Meski begitu, pihaknya tetap berupaya melakukan deteksi dini melalui kerjasama penemuan kasus dengan dokter spesialis kulit di semua rumah sakit di Kota Batu.
Selain itu juga pemberian edukasi Cardinal Sign Kusta (bercak kulit mati rasa, penebalan syaraf disertai gangguan fungsi serta hasil pemeriksaan skin smear positif) kepada masyarakat.
Susan mengatakan, jika semua puskesmas di Kota Batu mampu melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk diagnosa kusta.
”Layanan pengobatan kusta diberikan secara gratis di seluruh puskesmas se-Kota Batu,” ungkapnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko